Kala Pasien Gangguan Kejiwaan Peringati Hari Kesehatan Jiwa di Bogor

Para pasien gangguan jiwa dari Yayasan Jamrud Biru Bekasi ini unjuk kebolehan melukis, azan, shalawat, membaca puisi, hingga baris berbaris.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 11 Okt 2019, 01:35 WIB
Para pasien gangguan jiwa tengah mengikuti lomba lukis di Bogor. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

 

Liputan6.com, Jakarta - 10 Oktober Diperingati sebagai Hari Kesehatan Jiwa Sedunia atau World Mental Health Day. Berbagai pihak terkait memperingatinya dengan berbagai kegiatan.

Sejumlah yayasan pun tak mau ketinggalan. Salah satunya adalah Dompet Dhuafa bekerja sama dengan Yayasan Jamrud Biru. Peringatan diisi dengan berbagai perlombaan melibatkan para penderita gangguan jiwa.

Para pasien dari Yayasan Jamrud Biru Bekasi ini unjuk kebolehan melukis, azan, shalawat, membaca puisi, hingga baris berbaris.

Pantauan Liputan6.com, para pengurus maupun relawan tampak sibuk mendampingi pasien orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang sedang sibuk melakukan aktivitas perlombaan.

Meski mereka mengalami gangguan kejiwaan, namun kreativitas yang dimiliki untuk menggarap berbagai ragam kegiatan seni misalnya, tak kalah dengan orang normal pada umumnya.

Hanya saja di antara beberapa pasien masih terlihat sering senyum-senyum sendiri, dan ada pula tingkah polah mereka yang mengundang gelak tawa pihak penyelenggara maupun yayasan. Terutama pada saat membaca puisi dan baris-berbaris.

Usai mengikuti berbagai perlombaan, puluhan ODGJ ini diajak berkeliling menggunakan kendaraan khusus Kebun Raya Bogor. Mereka tampak senang dan gembira bahkan beramai-ramai melambaikan tangannya kepada siapapun saat mobil hendak melaju.

Ahmad Fitroh Manager Program Dompet Dhuafa mengatakan, beragam perlombaan merupakan rangkaian kegiatan dalam memeriahkan peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia.

Namun tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk menggembirakan para pasien gangguan jiwa yang sudah sembuh di atas 60 persen dengan menikmati keindahan alam di Kebun Raya Bogor.

"Mereka juga kita ajak keliling kebun raya dan mereka senang, bahagia. Harapan kedepannya setelah sembuh mereka bisa diterima oleh keluarganya, tidak diskriminatif," terang Fitroh, Kamis (10/10/2019).

Ia menjelaskan, para pasien ODGJ ini berasal dari jalanan yang dibawa oleh masyarakat maupun kepolisian. Ada juga keluarganya sendiri yang menyerahkan ke pihak yayasan untuk mendapat pengobatan.

"Saat ini kami bekerja sama dengan mitra yayasan untuk merehabilitasi pasien seperti Keluarga Dhuafa, Yayasan Galuh, Alfajar, dan Jamrud Biru," sebutnya.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Penyebab Gangguan Jiwa

Dompet Dhuafa menggelar kegiatan di hari kesehatan jiwa di Bogor. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Pendiri Yayasan Jamrud Biru, Suhartono mengatakan, pasien yang mengikuti peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia sebanyak 30 orang. Latar belakang mereka mengalami gangguan kejiwaan disebabkan antara lain faktor keturunan, ekonomi, cita-cita tidak terwujud, pengaruh narkoba, mendalami ilmu hitam hingga gim online.

"Sebagian besar yang ikut di sini keadaan psikisnya sudah membaik. Bisa bersosialisasi, mengerti kebersihan dan lainnya. Supaya tidak ada stigma buruk, kita ajak sosialisasi, mengenal lingkungan dan alam," kata Suhartono.

Suhartono menjelaskan, sejak berdiri pada akhir tahun 2009, Yayasan Jamrud Biru yang berlokasi di Kota Bekasi ini telah menyembuhkan kurang lebih 300 orang yang mengalami gangguan jiwa. Dan saat ini, ada 153 pasien yang masih mendapat penanganan di yayasan tersebut.

"Metode penyembuhannya dengan cara doa, ritual, ramuan, urut, dan pijat, tanpa obat kimia. Namun bagi pasien yang gila karena ilmu hitam kita lebih tekankan gunakan metode doa dan ritual," terangnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya