Mengenal Pesawat R80, Cita-cita BJ Habibie yang Hampir Terwujud

Buktinya, sudah ada pesanan sebanyak 155 unit, dengan rincian Nam Air memesan 100 unit, Kalstar 25 unit, Trigana Air 20 unit dan Aviastar 10 unit.

oleh Athika Rahma diperbarui 11 Sep 2019, 18:49 WIB
Komisaris PT Regio Aviasi Industri Ilham Habibie saat sesi foto di samping Replika Pesawat R80 seusai melakukan penandatanganan Partneship Agreement dengan investor R80, Jakarta, Kamis (22/2). (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Indonesia ke-3, BJ Habibie pernah bermimpi memiliki pesawat nasional yang bisa membawa nama Indonesia lebih harum. Tak disangka, mimpi ini terwujud dengan diciptakannya pesawat R80 yang rencananya akan dirakit tahun ini dan mulai di jual tahun 2025 mendatang.

Meski belum dipastikan kapan tepatnya akan dirakit, pesawat R80 ini ternyata laris manis. Buktinya, sudah ada pesanan sebanyak 155 unit, dengan rincian Nam Air memesan 100 unit, Kalstar 25 unit, Trigana Air 20 unit dan Aviastar 10 unit.

Pesawat ini diklaim BJ Habibie menjadi kebanggaan terbarunya. Bahkan BJ Habibie pernah menyatakan tidak ingin meninggal sebelum hasil rancanagannya ini mengudara.

Sebenarnya, apa yang membuat maskapai penerbangan ramai-ramai memesan pesawat R80 ini?

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 5 halaman

Dirancang dengan Teknologi Canggih

Replika Pesawat R80 dipamerkan saat penandatanganan Partneship Agreement dengan investor R80, Jakarta, Kamis (22/2). Ilham menuturkan, kehadiran kedua ‎perusahaan tersebut membantu mengembangkan dan membuat R80. (Liputan6.com/JohanTallo)

Pesawat R80 dilengkapi dengan sistem kendali fly by wire yang menggunakan sinyal elektronik dalam memberikan perintah. Lalu, pesawat ini juga bisa meminimalisir suara bising yang dihasilkan baling-baling pesawat. Sistem penyesuaian udara juga ditanamkan di sini sehingga tekanan udara di pesawat stabil tidak terpengaruh ketinggian pesawat.

 

3 dari 5 halaman

Irit Bahan Bakar

Replika Pesawat R80 dipamerkan saat penandatanganan Partneship Agreement, Jakarta, Kamis (22/2). Saat ini masih terdapat kendala dalam pengembangan dan pembuatan R80, kendala tersebut di antaranya adalah sumber pendanaan. (Liputan6.com/JohanTallo)

Komisaris PT Regio Aviasi Industri (RAI), Ilham Habibie mengatakan sebagai pesawat bermesin baling-baling atau mesin turboprop, konsumsi bahan bakar pesawat R80 jauh lebih irit 20 persen ketimbang pesawat bermesin jet. Hal ini tentu menjadi pertimbangan maskapai untuk membeli pesawat R80, karena efisiensi bahan bakar dapat membuat perusahaan semakin untung.

"Menurut saya minimal 20 persen irit, itu cukup berarti. Karena laba perusahaan sangat sedikit, kompetisi ketat, sehingga mereka harus bisa berhemat," tuturnya.

 

4 dari 5 halaman

Bisa Terbang di Landas Pacu Pendek

Berikutnya adalah pesawat R80 mampu terbang di landas pacu yang pendek, meski dapat mengangkut banyak penumpang, pesawat R80 dapat mengakses bandara kecil yang biasanya terdapat di wilayah kepulauan.

"Selain itu terbang landas di landasan pendek, ada keunggulan di kota kecil menengah. Ini untuk rute yang tidak terlalu jauh," ujar Ilham Habibie.

 

5 dari 5 halaman

Bisa Angkut Banyak Penumpang

Pesawat R80. Liputan6.com/Ilyas Istianur P

Kemudian, pesawat ini didesain untuk penerbangan sipil yang akan memiliki teknologi dan kebutuhan pasar 5-10 tahun ke depan.

"Untuk kebutuhan pasar hingga 10 tahun ke depan itu, pesawat ini mampu di upgrade hingga bisa menampung 100 penumpang. Awalnya kita memang buat untuk 80 penumpang dulu," kata Ilham.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya