Perang Dagang Memanas, Harga Emas Sentuh Level Tertinggi dalam 6 Tahun

Biasanya, emas digunakan sebagai tempat untuk memarkir aset selama masa ketidakpastian global.

oleh Arthur Gideon diperbarui 27 Agu 2019, 07:30 WIB
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas melonjak ke level tertinggi dalam enam tahun pada perdagangan Senin dan melampaui angka USD 1.550 per ounce di awal perdagangan.

Penyebab kenaikan harga emas adalah investor tengah mencari instrumen yang aman dari sejumlah ketidakpastian termasuk meningkatnya ketegangan perdagangan AS dan China dan ekonomi global yang rapuh.

Mengutip CNBC, Selasa (27/8/2019), harga emas di pasar spot naik 0,2 persen menjadi USD 1.529,12 per ounce. Sebelumnya, harga emas sempat menyentuh level USD 1.554,56 per ounce dan melampaui level tertinggi sejak April 2013.

Sedangkan harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember naik 0,1 persen menjadi USD 1.538,9 per ounce.

“Ada banyak ketidakpastian dan ketidakstabilan di pasar keuangan global dan ekonomi. Dan dalam lingkungan seperti itu, investor memilih untuk membeli emas, ”kata Jeffrey Christian, analis CPM Group.

Washington pekan lalu mengumumkan bea tambahan 5 persen atas barang-barang China yang ditargetkan USD 550 miliar, beberapa jam setelah China meluncurkan tarif pembalasan atas produk-produk AS. senilai USD 75 miliar.

Biasanya, emas digunakan sebagai tempat untuk memarkir aset selama masa ketidakpastian global.

Perang dagang yang berlangsung lama antara dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia telah mengguncang pasar sejak dimulai setahun yang lalu, memicu kekhawatiran perlambatan global.

Pasar saham sedikit pulih dari posisi terendah setelah Presiden AS Donald Trump, berbicara di sela-sela KTT G7 dengan para pemimpin dunia di Perancis. Trump mengatakan bahwa para pejabat Cina telah menghubungi mitra perdagangan AS dan menawarkan untuk kembali ke meja perundingan.

"Harga emas bisa turun USD 100 dengan sangat cepat jika ada resolusi tidak hanya untuk perang dagang tetapi untuk masalah lain yang ada di luar sana," kata Christian.

 

2 dari 3 halaman

Kebijakan Bank Sentral

Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Sementara pelonggaran kebijakan moneter oleh bank sentral AS akan mendukung harga emas, "risiko tunggal terbesar untuk reli emas baru-baru ini akan menjadi keberhasilan bank sentral, berpotensi ditambahkan oleh stimulus fiskal atau détente dalam sengketa perdagangan," tulis catatan BofA Merrill Lynch Global Research.

"Kebijakan Bank Sentral mungkin kemungkinan memberikan lingkungan volatilitas yang relatif lebih jinak, yang pada gilirannya akan menantang kenaikan emas saat ini."

Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada hari Jumat mengatakan bank sentral AS akan "bertindak sesuai" untuk menjaga ekonomi tetap sehat.

3 dari 3 halaman

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya