Aksi Solidaritas Surabaya Papua Bersaudara Digelar di Taman Bungkul

Salah satu warga asli Papua, Daniel Mabamba menuturkan, selama tinggal di Surabaya, masyarakatnya sungguh ramah dan saling menghormati satu sama lain.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Agu 2019, 18:37 WIB
Taman Bungkul adalah salah satu objek wisata keluarga di Surabaya (Foto: ragamnusantara.info)

Liputan6.com, Jakarta - Ribuan warga dari berbagai etnis di Indonesia menggelar aksi solidaritas dengan tema #SurabayaPapuaBersaudara di Taman Bungkul Jalan Raya Darmo, Surabaya, Jawa Timur.

Pada acara tersebut juga disajikan pertunjukan musik. Salah satu warga asli Papua, Daniel Mabamba menuturkan, selama tinggal di Surabaya, masyarakatnya sungguh ramah dan saling menghormati satu sama lain.

"Semua bisa hidup bergandengan di sini, dan kami juga merasa senang, dan merasa nyaman tinggal di Kota Surabaya," kata Daniel Mabamba di acara tersebut, melansir Antara, Minggu (25/8/2019).

Mereka yang ikut di acara tersebut disuguhi pertunjukkan salah satu band yang beberapa personilnya berasal dari Papua. Dengan iringan musik dari Abouhwim Band, tua muda hingga anak-anak berbaur bersama untuk berdendang dan menari.

Adapun masyarakat yang hadir di acara tersebut bukan hanya warga Surabaya saja, melainkan juga dari berbagai etnis di Indonesia di antaranya Papua, Sulawesi, Bali hingga Nusa Tenggara Timur (NTT). Bahkan dalam pertunjukkan musik itu, beberapa lagu daerah tak lupa dinyanyikan, di antaranya, Sajojo, Aku Papua, Tanah Papua, Tanjung Perak, Mlaku-mlaku Nang Tunjungan dan ditutup dengan lagu Maumere.

"Tadi kita menari lagu Sajojo dan teman-teman yang dari panggung juga menyanyikan lagu-lagu Papua dan itu membuat kami senang," kata Daniel yang asli Sorong Papua.

Kebersamaan ini terlihat semakin akrab, ketika anak-anak Papua bersama ribuan masyarakat Surabaya bergandengan tangan menari berkeliling di Taman Bungkul.

Momen haru pun terlihat, ketika mereka saling berpelukan usai menari dan bernyanyi bersama. Daniel menilai keberagaman etnis masyarakat yang tinggal di Surabaya, membuat Kota Pahlawan semakin nyaman untuk ditinggali. Apalagi, selama ini banyak mahasiswa asal Papua juga menempuh pendidikan di Surabaya.

"Setiap mahasiswa yang dari Papua juga merasa nyaman di Surabaya dan semua masyarakat sama tidak ada perbedaan," ujar dia.

Ia berharap, keberagaman masyarakat di Surabaya bisa terus terjaga. Dengan begitu, Surabaya akan terus nyaman dan aman untuk ditinggali dari berbagai masyarakat suku etnis di Indonesia.

"Karena kita satu, kita sama, tidak ada perbedaan masyarakat satu dengan yang lain," ujar dia.

Di waktu yang sama, Tri Buana Tunggal Dewi Rahma, warga asli Surabaya mengaku, sangat antusias menikmati acara tersebut. Apalagi menurut dia, ribuan masyarakat dari berbagai daerah bisa berbaur, bernyanyi, dan berjoget bersama. "Semoga kebersamaan ini terus terjaga, karena kita semua sama, satu saudara, satu Indonesia," kata Rahma.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Jatim Jadi Tuan Rumah Pertemuan Bahas Solusi Papua

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (Foto:Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Sebelumnya, Kementerian Dalam Negeri memastikan Jawa Timur menjadi tuan rumah pertemuan dan silaturahim membahas penyelesaian tentang persoalan di Papua serta Papua Barat. Pertemuan itu ditargetkan berlangsung akhir bulan ini.

"Kami usahakan akhir Agustus 2019. Cuma, jadwalnya kami serahkan sepenuhnya ke Gubernur," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Otonomi Daerah Akmal Malik usai menggelar pertemuan dengan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Selasa 20 Agustus 2019, dilansir Antara.

Selain Gubernur Jatim sebagai tuan rumah, akan hadir pada pertemuan itu adalah Gubernur Papua Lukas Enembe, Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menkopolhukam Wiranto, dan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian.

Menurut dia, pertemuan tersebut menjadi langkah untuk memberikan jaminan bagi warga Papua yang menempuh pendidikan di Jawa Timur dan sebaliknya, warga Jatim yang ada di Papua dan Papua Barat.

Sementara itu, Gubernur Khofifah mengaku siap menjadi tuan rumah untuk menyelesaikan persoalan di Papua, sekaligus menggagas adanya sister province antara Jatim dan Papua serta Papua Barat.

"Biasanya sister city itu dengan luar negeri, tapi sekarang provinsi dengan provinsi. Jadi, akan ada provinsi kembar antara Papua Barat dan Jatim, lalu Papua dan Jatim. Jadi, bisa saja kerja sama di dunia pendidikan hingga life skill vocasional training," katanya.

Dia mengatakan pihaknya akan segera mengatur waktunya dan berkoordinasi intensif dengan Mendagri.

"Saya berharap tidak terlalu lama dan formatnya nanti ada kesepakatan kerja sama di bidang pendidikan hingga sumber daya manusia," kata mantan menteri sosial tersebut.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya