Pertamina Gunakan Cara Baru Tahan Laju Tumpahan Minyak

PHE ONWJ berupaya meminimalisasi tumpahan minyak di Pesisir Pantai Karawang, Bekasi dan Kepulauan Seribu

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 19 Agu 2019, 20:30 WIB
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta Pertamina Hulu Energi Offshore Northwest Java (PHE ONWJ) berupaya meminimalisasi tumpahan minyak di Pesisir Pantai Karawang, Bekasi dan Kepulauan Seribu, dengan melakukan penampungan minyak langsung dari sumbernya.

VP Relations PHE, Ifki Sukarya mengatakan, kecepatan penanganan di sumber tumpahan minyak tidak serta merta menghentikan laju penyebaran tumpahan minyak ke pantai.

Di Tengah laut (offshore), upaya menangani tumpahan minyak laut melalui pengoperasian penampung fluida. Caraya berupa perahu karet (rubber boat) yang ditempatkan di bawah Anjungan YYA.

Kemudian jika ada tumpahan minyak yang tidak tertampung di rubber boat akan ditampung oleh static oil boom lapis pertama dan lapis kedua. Setelahnya akan ada movable oil boom yang akan mengejar minyak yang lolos.

“Kami menerapkan strategi berlapis untuk penanganan tumpahan minyak," kata Ifki, di Jakarta, Senin (19/8/2019).

Ifki menambahkan, tumpahan minyak yang tidak tertangkap di laut dihalau dengan oil boom yang dipasang di delapan titik.

Delapan titik tersebut di sepanjang garis pantai yaitu Desa Cemara Jaya, Desa Sedari, Desa Tambak Sari, Desa Tanjung Pakis, Desa Pantai Bakti, Desa Sungai Buntu, Desa Sukajaya dan Kepulauan Seribu.

“Sebelumnya kami telah memasang oil boom sepanjang 3000 meter, kemudian menjadi 4000an meter, kini kami tambah menjadi 5.865 meter” tutur Ifki.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Kerjasama dengan TNI/Polri

Nelayan menunjukkan oil spill yang telah membeku di sekitar tambak penangkap udang di perairan Muara Beting, Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (28/7/2019). Oil spill tersebut merupakan milik Pertamina Hulu Energi di blok migas ONWJ. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Dalam menangani wilayah untuk penanganan di wilayah pesisir pantai, Oil Spill Combact Team (OSCT) PHE ONWJ bekerja sama dengan TNI dan Polri serta masyarakat pesisir.

Total personel yang terlibat dalam pembersihan tumpahan minyak, baik di darat maupun di laut per tanggal 19 Agustus 2019, sebanyak 1970 personel.

Pemantauan penanganan oil spill di sekitar anjungan YYA dan wilayah terdampak juga terus berlanjut dengan patroli udara dan laut dalam radius 50 – 100 km dengan menggunakan Helicopter milik Pelita Air Service. Adapun untuk patroli perairan menggunakan Kapal Patroli Ditpolair Baharkam POLRI di Perairan Karawang.

 

3 dari 3 halaman

Buka Posko Kesehatan

Oil spill yang telah membeku di sekitar tambak penangkap udang di perairan Muara Beting, Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (28/7/2019). Pencemaran minyak ini menyebabkan hasil tangkapan nelayan setempat menurun dan merusak hutan bakau fi sekitar Muara Beting. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sedangkan untuk pelayanan masyarakat PHE ONWJ membuka 9 Posko Pelayanan Kesehatan, yaitu di daerah Ciwaru, Pusaka Jaya Utara, Sedari, Tambaksari, Batu Jaya, Tanjung Pakis, Cemara Jaya, Pasir Putih dan Kepulauan Seribu. Di posko ini disiagakan 6 dokter, 39 paramedik dan 5 ambulance.

“Kami berterima kasih pada seluruh stakeholder dan masyarakat sekitar yang telah turut berpartisipasi membantu kami untuk penanganan tumpahan minyak ini. ” tandasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya