Ingatkan Munculnya Poros Baru, Arief Poyuono: Jangan Remehkan SBY

Kalau SBY sudah bangun dari kesedihannya dan melakukan konsolidasi politik, maka peta politik bisa berubah semua.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Agu 2019, 01:24 WIB
Anggota Komisi XI F-PDIP Hendrawan Supratikno (kiri) bersama Waketum Partai Gerindra Arief Poyuono saat diskusi di Jakarta, Kamis (11/10). Diskusi mempertanyakan anggaran Rp 810 M penyelenggaraan IMF-World Bank 2018. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono bicara isu terbentuknya poros Teuku Umar dan Kertanegara. Menurutnya, ada pihak yang tidak senang bila poros tersebut bisa terwujud.

"Isu terbentuknya poros Kertanegara dan Teuku Umar setelah pasca-Pilpres ini ketum Gerindra dan PDIP bertemu dua kali, bisa menyebabkan terbentuknya poros baru yang kurang begitu happy dengan pertemuan poros Kertanegara dan Teuku Umar," kata Arief lewat pesan kepada wartawan, Sabtu (10/8/2019).

Dia menyebut, jika poros baru terbentuk dari 7 parpol di luar PDIP dan Gerindra, maka mereka bisa melakukan posisi tawar yang lebih besar dan kuat kepada Jokowi. Sehingga poros Teuku Umar - Kertanegara bisa berantakan.

"Jika ketujuh parpol menekan Joko Widodo dengan mengancam akan di luar pemerintahan hal ini bisa terjadi karena 7 parpol tersebut punya chemistry hubungan yang kuat juga," tuturnya.

Dia pun berbicara sosok Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang dekat dengan Ketum NasDem Surya Paloh, ketum PKB Muhaimin Iskandar dan Partai Golkar.

"Misal SBY dengan Surya Paloh juga dekat, SBY dengan Muhaimin Juga dekat, SBY dengan Golkar juga dekat begitu juga dengan yang lainnya," ungkapnya.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Pengatur Kekuasaan

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat membuka Pembekalan Caleg Partai Demokrat di Jakarta, Sabtu (10/11). SBY mengajak seluruh komponen bangsa dan para elite politik untuk mencegah politik identitas. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Menurut Arief, SBY bisa mengambil langkah politik tak terduga. Sebab, ia punya kekuatan di luar parpol dan dekat Jenderal (Purn) Luhut Binsar Panjaitan dan Jenderal (Purn) AM Hendropriyono. Arief menyebut mereka 'three musketeer general', pengatur kekuasaan di republik ini.

"Jangan anggap enteng SBY loh, kalau sudah bangun dari kesedihannya dan melakukan konsolidasi politik maka peta politik bisa berubah semua. Jadi ini harus jadi pertimbangan juga loh dan tidak boleh terlena," ucap Arief.

"Apalagi Joko Widodo sangat membutuhkan dukungan politik penuh untuk menuntaskan program program agar sukses di periode kedua," tandasnya.

 

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Sumber: Merdeka.com

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya