PLN Siapkan Fasilitas Fast Charging untuk Kendaraan Listrik

Untuk setiap unit faslitas fast charging, PLN membutuhkan investasi Rp 1 ‎miliar.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 19 Jun 2019, 10:15 WIB
Sejumlah taksi mobil listrik parkir terlihat di pool Blue Bird, Jakarta, Selasa (23/4). Jumlah taksi mobil listrik Blue Bird akan terus meningkat hingga menjadi 200 unit pada 2020, dan mencapai 2 ribu unit pada 2025. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN Distribusi Jakarta Raya (Disjaya) akan menyiapkan fasilitas pengisian energi kendaraan listrik dengan cepat (fast charging). Nilai investasi untuk setiap unit fasilitas pengisian energi mobil listrik tersebut mencapai Rp 1 miliar.

General Manager PLN Disjaya Ikhsan Asaad mengatakan, untuk mendukung penggunaan kendaraan terutama mobil mobil berbahan bakar listrik di Jakarta, PLN Disjaya terus memperluas sebaran Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU). Bahkan saat ini PLN Disjaya tengah menyiapkan fasilitas pengisian fast charging.

"Kami akan siapkan charger cepat untuk menghadapi penggunaan kendaraan listrik," kata Ikhsan, di Jakarta, Rabu (19/6/2019).

Untuk setiap unit faslitas fast charging membutuhkan investasi Rp 1 ‎miliar. Sebagai tahap awal PLN Disjaya akan membangun 5 unit fast charging yang akan dibangun di kantor PLN Disjaya.

"Kita sedang lelang untuk dua unit di kantor, kita cari teknologi yang terbaik," tuturnya.

Ikhsan mengungkapkan, PLN Disjaya sudah berkoordinasi dengan pihak operator penyedia jasa transportasi yang sudah mengoperasikan kendaraan listrik untuk mengetahui kebutuhan fast charging.

"Kami koordinasi dengan Blue Bird mau di mana, kemudian juga untuk bus listrik TransJakarta. Kita siapkan fast charging," tandasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Operasikan Taksi Listrik, Blue Bird Gelontorkan Rp 40 Miliar

Pengemudi mobil Blue Bird BYD e6 A/T tengah mengisi daya listrik di pool Blue Bird, Jakarta, Selasa (23/4). Terdapat dua jenis mobil listrik yang digunakan Blue Bird yakni BYD e6 A/T untuk taksi reguler atau Blue Bird dan Tesla Model X 75D A/T untuk taksi eksekutif atau Silverbird. (Liputan6.com/Ang

Sebelumnya, Direktur PT Blue Bird Tbk Adrianto Djokosoetono menyatakan, Blue Bird telah mengeluarkan modal senilai Rp 40 miliar untuk mendatangkan mobil listrik dari Inggris dan China. Dana tersebut untuk mobil lengkap dengan stasiun pengisian dayanya.

Adrianto berujar, ada total 29 unit mobil listrik yang didatangkan, dengan rincian 25 unit merk BYD dan 4 unit merk Tesla. Untuk stasiun pengisian daya dibangun berjumlah 11 unit.

"Semua (Rp 40 miliar) mencakup mobil dan stasiun pengisian daya. Di kantor pusat sendiri ada 11 stasiun yang rencananya akan kita tambah 2-3 lagi, dan rencananya juga bisa digunakan untuk mobil listrik yang lain," ungkapnya di Jakarta, Senin (22/4/2019). 

Selain itu, diperkirakan tarif taksi listrik ini masih sama seperti taksi konvensional, karena meskipun unitnya cukup mahal, bahan bakarnya tidak semahal bensin.

Pemilihan merk BYD dan Tesla ini bukan tanpa alasan, karena menurut Adrianto, kedua merk tersebut sudah teruji kualitasnya, sehingga aman untuk dikendarai.

Sementara, Blue Bird berencana mengoperasikan 200 mobil listrik hingga tahun 2020 nanti. Blue Bird berharap nantinya penggunaan mobil listrik bisa menghilangkan konsumsi BBM hingga lebih dari 1,8 juta liter.

Pada 2020-2025 nanti, Blue Bird juga menargetkan akan tambah unit mobil listrik sebanyak 2.000 unit.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya