Kemenhub Nilai Pemudik Belum Siap dengan Sistem Elektronik di Pelabuhan Merak

PT ASDP Indonesia Ferry memberikan kelonggaran. Jika ada pemudik yang tak memiliki e-money, bisa membayar dengan uang cash.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 03 Jun 2019, 07:02 WIB
Kendaraan pemudik menanti waktu masuk kapal penyeberangan di Dermaga 5 Pelabuhan Penyebrangan Merak, Banten, Sabtu (1/6/2019). Diperkirakan puncak arus mudik menuju pulau Sumatera akan terjadi pada Sabtu (1/6) dan Minggu (2/6). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Kemacetan panjang di ruas tol Tangerang-Merak (Tamer) dan Cikuasa Atas sepanjang 10 kilometer, pada Rabu hingga Kamis, 29-30 Mei 2019, karena lambatnya manifest penumpang kapal dan pembelian tiket secara elektronik di Pelabuhan Merak, Kota Cilegon, Banten.

"Pengguna jasa masih banyak yamg belum paham, sehingga terjadi antrean panjang," kata Djoko Sasono, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Perhubungan (Kemenhub), saat meninjau Pelabuhan Merak, pada Senin dini hari (03/06/2019).

Hingga akhirnya kebijakan manifest, pendataan penumpang dengan scan e-KTP harus dihentikan sementara untuk mempercepat proses masuknya pemudik ke dalam kapal di Pelabuhan Merak.

Sedangkan pembelian tiket melalui transaksi uang elektronik atau e-money, PT ASDP Indonesia Ferry memberikan kelonggaran. Jika ada pemudik yang tak memiliki e-money, bisa membayar dengan uang cash.

"Dan itu sudah bisa diatasi, sehingga treatmentnya kembali ke sistem yang terupgrade (kembali secara manual) dan masyarakat bisa mengikuti," terangnya.

Pihaknya menilai masyarakat yang mudik di Pelabuhan Merak, masih belum siap dengan penerapan sistem elektronik. Baik saat pembelian tiket maupun pendataan penumpang kapal dengan scanner e-KTP.

"Yang terjadi memang dalam penerapan yang baru, kerap terjadi kegagapan dalam pengguna jasa itu," jelasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya