Ketidakpastian Penutupan Pemerintahan AS Bawa Harga Emas Turun

Kekhawatiran tentang kondisi perekonomian negara utama telah memberikan dasar bagi emas menguat di tengah penguatan Dolar AS.

oleh Nurmayanti diperbarui 25 Jan 2019, 06:45 WIB
Ilustrasi Harga Emas

Liputan6.com, New York - Harga emas melemah didukung ketidakpastian seputar penutupan pemerintahan di Amerika Serikat (AS) dan hubungan perdagangan negara ini dengan China. Namun kenaikan harga emas tetap dibatasi penguatan Dolar AS.

Melansir laman Reuters, Jumat (25/1/2019), harga emas di pasar spot beringsut turun 0,1 persen menjadi USD 1.280,20 per ounce. Harga emas sebelumnya sempat mencapai USD 1.276,59. Sementara harga emas berjangka AS menetap turun 0,3 persen menjadi USD 1.279,80 per ounce.

"Ada cukup banyak faktor pendukung seperti penutupan pemerintah AS dan volatilitas pasar saham baru-baru ini yang menjaga harga emas," kata Josh Graves, Ahli Strategi Komoditas Senior RJO Futures di Chicago.

Kepala Bank Sentral Eropa (ECB) Mario Draghi sebelumnya memperingatkan melemahnya pertumbuhan jangka pendek di zona euro membuat dolar naik ke level tertinggi lebih dari lima minggu terhadap euro.

Di sisi teknis, upaya berulang emas untuk melintasi resistensi psikologis kunci di USD 1.300 per ounce belum membuahkan hasil.

Harga emas terhenti karena menunggu puncak pembicaraan perdagangan tingkat tinggi AS-China yang dijadwalkan berlangsung minggu depan.

"Jika ada optimisme dari pertemuan itu, kita akan melihat emas mengambil risiko. Jika tidak, itu akan menjadi katalis yang dapat mendorong emas di atas level USD 1.300," tambah Graves.

 

Ilustrasi harga emas antam

Kekhawatiran tentang kondisi perekonomian negara utama telah memberikan dasar bagi emas menguat di tengah penguatan Dolar AS, yang membuat logam kuning lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Harga emas telah naik lebih dari 10 persen sejak menyentuh posisi terendah dalam 1-1/2 tahun pada pertengahan Agustus.

Ini dipicu sentimen risiko yang berkurang di tengah kekhawatiran perlambatan global, ekspektasi adanya jeda dalam kenaikan suku bunga AS, dan shutdown pemerintah AS yang berkepanjangan.

Di antara logam lainnya, paladium, yang mencapai rekor tertinggi USD 1,434.50 per ons minggu lalu karena persediaan rendah dan meningkatnya permintaan, mencatat penurunan persentase intraday terbesar sejak 21 Desember. Harga paladium turun 2,1 persen menjadi USD 1.318,50 per ons.

Harga perak 0,5 persen lebih rendah menjadi USD 15,28 per ons sementara platinum naik 0,3 persen menjadi USD 796,50.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya