Menhub: Bandara New Yogyakarta Dirancang Tahan Bencana Seperti Tsunami

Letak Bandara New Yogyakarta hanya berjarak 400 meter dari bibir pantai selatan Yogyakarta.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 21 Jan 2019, 15:31 WIB
Ilustrasi bandara. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi memastikan pembangunan Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kabupaten Kulonprogo telah didesain memiliki sistem untuk mengantisipasi bencana seperti tsunami. Ini mengingat letak bandara yang hanya berjarak 400 meter dari bibir pantai selatan Yogyakarta.

"Tsunami adalah suatu hal yang memang sudah kita antisipasi. Oleh karena itu kita telah menunjuk beberapa ahli dari Jepang, ITB, dan UGM di mana kita sudah memperhitungkan dengan skala tsunami yang besar, bandara ini tetap bisa eksis secara struktur. Kita sudah antisipasi dengan menyiapkan mitigasinya," ujar dia dalam keterangan tertulis, Senin (21/1/2019).

Dia mengungkap, beberapa antisipasi bencana dari sisi struktur maupun operasional. Ini seperti menanam pohon dan membuat bangunan sebagai penahan jika terjadi tsunami.

"Level pertama itu praktis dibuat fleksibel sehingga mitigasi bencana tsunami itu para penumpang. Para pengunjung bisa naik ke atas dengan ketinggian floor to floor-nya 8 meter. Jadi Insya Allah sudah kita mitigasi baik dari struktur, maupun kita mitigasi bagaimana operasionalnya," urai dia.

Dia juga menjelaskan, saat ini pembangunan Bandara New Yogyakarta International Airport  terus dikebut, dan menyebut perkembangan pembangunan lapangan udara secara menyeluruh telah mencapai 30 persen. "Itu kurang lebih 30 persen, tapi kalau untuk yang April (2019) kira-kira sudah 60 persen," sebut dia.

 

 

2 dari 2 halaman

Akses Pendukung Bandara

Ilustrasi bandara. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Perihal akses pendukung bandara, ia mengungkapkan telah disiapkan sejumlah skenario, seperti pembangunan infrastruktur kereta api menuju bandara yaitu dengan dibangunnya jalur KA baru dari Desa Kedundang ke arah NYIA sejauh kurang lebih 3-5 kilometer.

Sembari menunggu pembangunan jalur KA baru selesai, akan menggunakan jalur KA eksisting dari Stasiun Maguwo ke Stasiun Wojo dan akan disiapkan shuttle bus untuk mengangkut penumpang dari Stasiun Wojo ke bandara NYIA.

Selain kereta bandara, Kementerian Perhubungan pun berencana mengintegrasikan kereta-kereta jarak jauh yang juga akan berhenti di stasiun kereta bandara. Hal ini untuk mengakomodir masyarakat yang akan melakukan ibadah Umroh melalui bandara ini.

"Oleh karenanya kita juga mengkaitkan, tadi kami berdiskusi dengan teman-teman kereta api bahwa kereta api yang jarak jauh dari Surabaya, Solo, Madiun, Purwokerto bisa berenti di terminal ini, sehingga kalau orang mau Umroh, bisa diserve dari bandara ini," ungkap dia.

Di luar skenario tersebut, ada pula rencana dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk membangun jalan tol yang terhubung hingga Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah. Itu direncanakan agar aksesibilitas dari dan ke Bandara NYIA bisa semakin mudah.

"Pemerintah sangat fokus pada proses pembangunan NYIA. Karena selain akan membuka konektivitas internasional, bandara ini juga akan meningkatkan pariwisata Yogyakarta dan Jawa Tengah," ujar Budi Karya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya