Kejar Ketertinggalan, Pemprov NTT Bangun Jalan di Kupang dan Manggarai

Persoalan infrastruktur NTT harus ditangani dengan pola kerja baru atau out of box, dalam bahasa modern, dibutuhkan upaya quantum leap atau lompatan luar biasa untuk mengatasi keterbelakangan NTT terutama dalam aspek aksesibilitas.

oleh Amar Ola Keda diperbarui 01 Des 2018, 12:04 WIB
Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Laiskodat dan wakilnya, Josef Nai Soi (Liputan6.com/Ola Keda)

Liputan6.com, Kupang - Pemerintah Provinsi NTT mengalokasikan anggaran Rp 250 miliar untuk pembangunan dan perbaikan jalan. Anggaran ini untuk pembangunan dan perbaikan jalan di Amfoang, Kabupaten Kupang.

Selain jalan Amfoang, Pemprov NTT juga mengalokasikan anggaran untuk pembanguan 14 km jalan Elar, Manggarai Timur.

"Daerah Amfoang dari dulu tidak pernah merasakan kemerdekaan karena jalannya sangat memprihatinkan. Tahun depan sudah dialokasikan Rp 250 miliar untuk selesaikan jalan ke sana. Apalagi di sana akan dibangun Observatorium lapan yang sangat potensial," ujar Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi, Kamis (29/11/2018).

Dia mengatakan, persoalan infrastruktur NTT harus ditangani dengan pola kerja baru atau out of box, dalam bahasa modern, dibutuhkan upaya quantum leap atau lompatan luar biasa untuk mengatasi keterbelakangan NTT terutama dalam aspek aksesibilitas.

"Dari 2.650 kilometer ruas jalan provinsi sebagian besar saya istilahkan mati sebelah. Ada kurang lebih 1.650 kilometer jalan provinsi dengan kondisi sangat memprihatinkan. Tidak ada lagi bangun jalan dengan sistem cicil, satu atau dua kilometer tiap tahunnya," katanya.

2 dari 2 halaman

Metode Pembangunan

Gubernur NTT, Viktor Laiskodat menyerahkan anakan kelor ke beberaoa bupati (Liputan6.com/Ola Keda)

Menurut Josef, cara lain untuk membangun konektivitas infrastruktur jalan adalah kerjasama pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Badan Usaha dimint bekerja kemudian dicicil. Bisa dicicil dari APBD dalam jangka waktu tertentu. Atau pilihan lainnya dengan menjaminkan jalan pada perusahaan dengan cicilannya berasal dari perhitungan penyusustan jalan dan bukan dari APBD.

"Tentu saja perusahaan yang diajak adalah yang bonafit dan yang mau membantu. Untuk ini dibutuhkan kemampuan lobi yang tinggi dan strategi yang cermat dan kami sedang memikirkan peluang ini," jelas Josef.

Dia menambahkan, dimasa kepemimpinan Viktor-Josef, sudah bertekad menyelasikan persoalan jalan, listrik dan air karena merupakan kebutuhan dasar masyarakat yang tidak bisa ditunda.

Menurut dia, banyak yang mencibir dan menganggap dirinya dan Gubernur Viktor Laiskodat berilusi saat bertekad menyelesaikan persoalan jalan provinsi dalam kurun waktu tiga tahun. Selama ini, kata dia, pemprov NTT sudah biasa mengandalkan dana dari APBN dan APBD untuk pengerjaan jalan. Yang belum ada dan belum kita lakukan secara maksimal adalah dengan cara Pembiyaan Proyek Investasi Non Anggaran Pemerintah (Pina).

Pembangunan Infrstruktur yang merupakan misi ketiga dari lima misi Viktori-Josef harus dilaksanakan secara serius. Karena jalan, jembatan, pelabuhan udara dan laut merupakan unsur aksesibilitas utama dalam mendukung pariwisata sebagai penggerak utama dalam kebangkitan NTT Menuju Sejahtera.

"Harus ada pikiran yang luar biasa atau out of box untuk membereskan persoalan konektivitas ini," pungkas Josef.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya