PKS Larang Kadernya Bawa Atribut Partai di Aksi Reuni 212

Sohibul mengatakan meski berpartisipasi, kader maupun simpatisan diminta tidak menggunakan atribut partai. Alasannya, untuk mencegah timbulnya fitnah.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Nov 2018, 08:54 WIB
Presiden PKS, Sohibul Iman memberikan keterangan pers saat deklarasi capres cawapres Prabowo - Sandiaga di Kertanegara, Jakarta, Kamis (9/8). Koalisi Gerindra, PAN dan PKS membawa Prabowo-Sandiaga ke Pilpres 2019. (Merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menginstruksikan seluruh kadernya mengikuti aksi reuni 212 yang digelar di Lapangan Monas, Minggu, 2 Desember 2018 mendatang. 

"Sesuai keputusan DPTP, kader PKS diminta hadir menyukseskan reuni 212," kata Presiden PKS, Sohibul dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 28 November 2018.

Sohibul mengatakan meski berpartisipasi, kader maupun simpatisan diminta tidak menggunakan atribut partai. Alasannya, untuk mencegah timbulnya fitnah.

"Tapi diminta tidak menggunakan atribut partai dalam bentuk apapun demi menjaga kebersamaan dan menghindari tuduhan yang tidak perlu yang akan merusak tujuan acara," ungkap dia.

Menurutnya gerakan 212 merupakan wujud kecintaan umat Islam pada keutuhan bangsa ini dari ancaman disintegrasi. Oleh karena itu ia berharap pemerintah dan aparat dapat bersikap proporsional.

"Kita sudah lihat dari aksi-aksi sebelumnya yang selalu berjalan tertib, aman, sangat damai dan bersih tanpa meninggalkan sampah, jadi tidak perlulah (reuni 212) dihalang-halangi," ucapnya.

2 dari 2 halaman

Prediksi Polri

Sebelumnya, rencana kegiatan Reuni Alumni 212 di Monas, Jakarta Pusat, pada Minggu (2/12) mendatang ditanggapi santai oleh Mabes Polri. Korps Bhayangkara yakin kegiatan tersebut tak seramai Aksi 212 pada 2 Desember 2016 lalu.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo menuturkan kondisi tersebut terjadi lantaran masyarakat diyakini tidak lagi mudah terprovokasi dengan isu-isu politik.

"Ya enggak bakal seramai yang dulu. Sudah sangat menyusut. Masyarakat sudah mulai sadar, jangan sampai terprovokasi oleh situasi-situasi politik seperti ini," ujar Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa, 27 November 2018. 

Reporter: Sanian Mashabi

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya