GP Ansor Kumpulkan Fakta-Fakta Pembakaran Bendera HTI di Garut

Ketua GP Ansor mengatakan, peristiwa pembakaran bendera HTI tersebut terjadi di Garut, Jawa Barat pada Minggu 21 Oktober 2018.

oleh Mevi Linawati diperbarui 22 Okt 2018, 23:00 WIB
Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan sambutan saat menggelar tasyakuran 72 tahun kemerdekaan RI di Kantor Pusat GP Ansor, Jakarta, Senin (28/8). Tasyakuran Kemerdekaan itu bertajuk "Dari Banser untuk Negeri". (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, pihaknya sedang mengumpulkan fakta-fakta mengenai video anggota mirip Banser yang membakar bendera mirip lambang Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dengan kalimat tulisan tauhid di dalamnya.

"Tapi situasi utuhnya juga harus disampaikan. Ini sedang kita kumpulkan fakta-faktanya," kata Yaqut Cholil Qoumas ketika dihubungi Liputan6.com, Senin (22/10/2018).

Dia mengatakan, peristiwa pembakaran tersebut terjadi di Garut, Jawa Barat pada Minggu 21 Oktober 2018.

"Dan kita temukan di dua tempat lain juga, pengibaran bendera HTI itu. Di Tasikmalaya dan Bandung Barat," kata pria yang kerap disapa Gus Yaqut.

Dia pun menyesalkan tindakan anggota Banser yang tidak mengikuti protap bila menemukan bendera atau simbol HTI di lapangan. Protap yang diberikan adalah melapor ke polisi, bukan mengambil tindakan sendiri.

"Anak-anak memang salah, karena tidak mengikuti instruksi tentang protap yang kami berikan terkait dengan apabila menemui bendera atau simbol-simbol HTI di lapangan," kata Gus Yaqut.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Respons MUI

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Zainut Tauhid Saadi mengimbau masyarakat agar jangan terprovokasi atas tersebarnya video mirip Banser yang membakar bendera mirip lambang Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

"Tidak perlu dibesar-besarkan dan dijadikan polemik karena hal tersebut dapat menimbulkan kesalahpahaman dan memicu gesekan," kata Zainut di Jakarta, Senin (22/10/2018) seperti dilansir Antara.

Menurut dia, hal tersebut tidak perlu dipermasalahkan apalagi ditanggapi secara emosional dengan menggunakan kata-kata kasar seperti melaknat, mengatakan biadab dan menuduh seperti PKI.

Bagi Banser dan semua pihak, Zainut meminta untuk berhati-hati dan tidak gegabah melakukan tindakan yang dapat memancing emosi umat Islam.

Tindakan pembakaran bendera dan respons berlebihan, kata dia, dapat menimbulkan ketersinggungan kelompok yang dapat memicu konflik internal umat beragama.

Mengutip pernyataan Ketua Umum GP Ansor, dia mengatakan organisasi induk Banser telah memberikan penjelasan alasan pembakaran bendera yang bertuliskan kalimat tauhid oleh anggotanya.

Persoalan itu, kata dia, semata untuk menghormati dan menjaga agar tidak terinjak-injak atau terbuang di tempat yang tidak semestinya.

"Hal tersebut disamakan dengan perlakuan kita ketika menemukan potongan sobekan mushaf Alquran yang dianjurkan untuk dibakar, jika kita tidak dapat menjaga atau menyimpannya dengan baik," kata dia.

Dia meminta kepada semua pihak untuk dapat menahan diri, tidak terpancing dan terprovokasi pihak-pihak yang ingin mengadu domba dan memecah-belah bangsa Indonesia.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya