Liputan6.com, Jakarta: Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PKS Al Muzzammil Yusuf menilai pemerintah lebih baik membeli pesawat F-16 baru daripada harus menambah biaya upgrading pesawat bekas F-16 dari US$ 450 juta menjadi US$ 750 juta. Lantaran, selain masalah biaya yang membengkak, pemerintah harus memperhatikan keselamatan nyawa prajurit.
"Saya menyarankan kepada teman-teman di Komisi I agar mempertimbangkan kembali kesepakatan menerima hibah 24 pesawat F-16 karena biaya upgrading membengkak dari perkiraan sebelumnya," Kata Muzzammil, Sabtu (26/11).
Menurut Muzzammil, membeli pesawat F-16 yang baru lebih menguntungkan Indonesia daripada menerima pesawat hibah dalam kondisi bekas. Dari sisi keamanan, jam terbang, dan kualitas teknologi lebih tinggi daripada pesawat bekas. Dengan membeli pesawat baru, pemerintah dapat meminimalisir peluang kecelakaan pesawat angkatan udara TNI yang selama ini sering terjadi.
"Dari data yang kami terima sejak 2000-2009 ada sekitar 30 pesawat Angkatan Udara TNI jatuh dan menelan korban jiwa baik dari pihak tentara maupun sipil dalam jumlah besar," Jelasnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, fakta lain dari 114 pesawat TNI yang kita miliki terdapat 50 pesawat dalam kondisi rusak. "Tidakkah kita belajar dari pengalaman ini. Saya khawatir dari 24 pesawat hibah itu usianya tidak lama. Peluang pesawat rusak, jatuh, kemudian menelan korban jiwa. Ini harus diantisipasi sejak dini oleh Pemerintah. Jangan mengorbankan nyawa prajurit dan penerbang terbaik kita," Ujarnya.
Dalam pandangan Muzzammil, pesawat yang rawan kecelakaan bisa menurunkan mental prajurit. Mereka harus berperang melawan alutsista sebelum melawan musuh. "Bagi saya, harga prajurit terbaik kita lebih mahal daripada alustsista, bukan sebaliknya," tutupnya.(BJK/ULF)
"Saya menyarankan kepada teman-teman di Komisi I agar mempertimbangkan kembali kesepakatan menerima hibah 24 pesawat F-16 karena biaya upgrading membengkak dari perkiraan sebelumnya," Kata Muzzammil, Sabtu (26/11).
Menurut Muzzammil, membeli pesawat F-16 yang baru lebih menguntungkan Indonesia daripada menerima pesawat hibah dalam kondisi bekas. Dari sisi keamanan, jam terbang, dan kualitas teknologi lebih tinggi daripada pesawat bekas. Dengan membeli pesawat baru, pemerintah dapat meminimalisir peluang kecelakaan pesawat angkatan udara TNI yang selama ini sering terjadi.
"Dari data yang kami terima sejak 2000-2009 ada sekitar 30 pesawat Angkatan Udara TNI jatuh dan menelan korban jiwa baik dari pihak tentara maupun sipil dalam jumlah besar," Jelasnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, fakta lain dari 114 pesawat TNI yang kita miliki terdapat 50 pesawat dalam kondisi rusak. "Tidakkah kita belajar dari pengalaman ini. Saya khawatir dari 24 pesawat hibah itu usianya tidak lama. Peluang pesawat rusak, jatuh, kemudian menelan korban jiwa. Ini harus diantisipasi sejak dini oleh Pemerintah. Jangan mengorbankan nyawa prajurit dan penerbang terbaik kita," Ujarnya.
Dalam pandangan Muzzammil, pesawat yang rawan kecelakaan bisa menurunkan mental prajurit. Mereka harus berperang melawan alutsista sebelum melawan musuh. "Bagi saya, harga prajurit terbaik kita lebih mahal daripada alustsista, bukan sebaliknya," tutupnya.(BJK/ULF)