Kuliah Umum Jokowi di Korsel, Dari Nuklir Hingga Perdamaian Dunia

Jokowi memberikan kuliah umum kepada mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia-Malaysia di Universitas Hankuk Seoul, Korea Selatan.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Sep 2018, 04:07 WIB
Jokowi memberikan kuliah umum di Korsel (Dok. Setneg)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi memberikan kuliah umum kepada mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia-Malaysia di Universitas Hankuk Seoul, Korea Selatan. Dalam paparannya, Jokowi menyatakan senjata nuklir menjadi salah satu ancaman perdamain dunia saat ini.

"Ancaman nuklir salah satu dari beberapa tantangan yang sedang dihadapi dunia saat ini," kata Jokowi, Selasa (11/9/2018).

Selain nuklir, Jokowi juga menyebut dunia saat ini menghadapi tantangan keamanan, seperti di Afghanistan, Timur Tengah, Rakhine State-Myanmar. "Populisme, proteknisme, dan unilateralisme semuanya lagi naik tajam di berbagai penjuru dunia," ucap Jokowi.

Ia mengungkapkan, Indonesia dalam UUD 1945 telah diamanatkan untuk menjaga perdamaian dunia. Indonesia ingin berperan dalam aspek-aspek agama dalam menangani berbagai konflik internasional.

"Ini semua adalah konkret untuk mendorong yang benar, tetapi sejauh kemampuan yang kita miliki," ujarnya seperti dilansir Antara.

Presiden Jokowi menyatakan bahwa Korea dan Indonesia adalah mitra yang ideal atau natural partner untuk kerja sama menuju sebuah agenda internasional yang progresif bagi dunia.

"Kita dua-duanya menganut demokrasi, demografi saling melengkapi, di mana 60 persen orang Indonesia di bawah usia 30 tahun," ungkap Jokowi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Bersatunya Korea Utara dan Korea Selatan

Presiden Jokowi menyaksikan kebersihan Sungai Cheonggyecheon saat jalan pagi di Seoul, Korsel, Selasa (11/9) pagi. (Foto: Setkab)

Dalam kesempatan ini, Jokowi juga dimintai pendapat oleh salah satu mahasiswa mengenai bersatunya Korea Utara dan Korea Selatan. Atas pertanyaan tersebut, Jokowi mengaku sangat senang dengan adanya pertemuan antara Presiden Moon Jae-in dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.

"Sebuah sejarah karena Korea saudara dekat. Satu rumpun, kalau bertemu adalah sebuah hal yang wajar dan saya sangat berbahagia," katanya.

Selain itu, Jokowi juga merasa gembira saat PM Korea Selatan dan Deputi PM Korea Utara juga bersama-sama datang di Asian Games XVIII.

"Ini menunjukkan bahwa kerukunan dan persatuan antara Korea Utara dan Korea Selatan, perasaan saya mengatakan mendekati sebuah kenyataan. Dan kita harapkan betul-betul nanti menjadi sebuah kenyataan, sehingga energi perdamaian dunia itu dimulai dari Korea," Jokowi memungkasi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya