Terduga Pelaku Pencabulan Tewas di Gedung Mapolresta Bogor

Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota Kompol Agah Sanjaya saat dikonfirmasi membenarkan peristiwa itu.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 07 Sep 2018, 08:59 WIB
Seorang Terduga Kasus Pencabulan, Bunuh Diri di Gedung Mapolresta Bogor (Achmad Sudarno/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Terduga pelaku pencabulan berinisial SF (41) tewas mengenaskan setelah melompat dari lantai tiga gedung Mapolresta Bogor Kota. Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota Kompol Agah Sanjaya saat dikonfirmasi membenarkan peristiwa itu.

Menurutnya, peristiwa tersebut terjadi pada Selasa 4 September 2018 malam. Awalnya, Agah mendapat laporan bahwa warga Kampung Ciparigi, Kecamatan Bogor Utara, menangkap seorang pria yang diduga telah menyodomi remaja berusia 15 tahun.

Karena warga semakin beringas, beberapa anggota Satreskrim yang tiba di lokasi bertindak cepat mengamankan terduga pelaku dan membawanya ke Mako Polresta Bogor Kota.

"Ketika sedang gelar perkara di ruang reskrim, ada anggota polisi membawa SF ke ruang penyidik dalam kondisi tangan diborgol ke belakang. Waktu itu saya ada disitu," terang Agah, Kamis 6 September 2018.

Dengan wajah luka leban dan lecet, SF kemudian duduk disamping pintu ruang penyidik yang berada di gedung lantai 3 itu.

"Terus saya bertanya. Kang, punya anak istri?. Dia tidak merespon," kata Agah.

Sesuai standar operasional prosedur, ia memerintahkan anak buahnya untuk membawa SF ke klinik untuk mengobati luka di sekitar wajahnya.

"Saat hendak dibawa ke klinik, SF tergolek lemas dan tiba-tiba berontak hingga teriak sekencang-kencangnya," kata dia.

Teriakan SF membuat seluruh anggota polisi yang ada di lantai 3 dibuat kaget. Usai berteriak, SF berlari ke ruangan kosong berada di ujung gedung dan melompat lewat jendela lantai 3.

"Anggota saya sempat ngejar. Tak lama berteriak, SF kabur maka segera saya turun ke bawah dari lantai tiga," bebernya.

Saat tiba di bawah, ia mendapati tubuh terduga pencabulan itu tergeletak di parkiran motor belakang gedung Satreskrim. Kepalanya bersimbah darah akibat membentur lantai.

"Saya panggil petugas medis RS Bhayangkara. Setelah dinyatakan masih ada denyut nadinya, langsung kami bawa ke RSUD," ujar Agah.

Namun saat diperiksa dokter IGD, FS dinyatakan sudah meninggal dunia karena luka parah di bagian kepala akibat melompat dari lantai 3 gedung Mako Polresta yang baru selesai dibangun itu.

"Intinya diluar dugaan. Tidak ada tanda-tanda melarikan diri. Tujuannya apakah mau bunuh diri atau melarikan diri, belum tahu," kata Agah.

 

2 dari 2 halaman

Keluarga Curiga

Sementara itu, kematian SF meninggalkan pertanyaan bagi keluarganya. Sebab, pada Selasa malam, SF dijemput sejumlah warga dan dibawa ke sebuah rumah kosong karena dituduh mencabuli seorang reamaja.

SF kemudian dianiaya sejumlah warga dan keluarga korban sodomi. Usai dihakimi, SF kemudian diserahkan ke aparat kepolisian.

"Saat diserahkan masih hidup, tapi setelah dipulangkan sudah tidak bernyawa. Kami sebagai keluarga tidak ikhlas atas kematian SF. Kalau benar dia melakukan asusila, silahkan diproses hukum. Kami ingin menuntut keadilan," ungkap sepupu SF, Rudi, kepada awak media.

Karena kematian SF dianggap tidak wajar, Rudi mengaku akan melaporkannya kepada aparat kepolisian dan Komnas HAM. Ada dua laporan yakni kepada pelaku penganiayaan dan kepada pihak kepolisian yang menyebabkan korban tewas.

"Pihak keluarga meminta kasus ini dikupas tuntas. Kami sudah membuat laporan secara resmi," tandas Rudi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya