Jutaan Lampu Padamala Menyala Sambut Idul Fitri di Gorontalo

Jutaan lampu padamala itu sudah menyala tiga hari di Gorontalo sebelum Idul Fitri tiba.

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 14 Jun 2018, 18:01 WIB
Jutaan lampu padamala itu sudah menyala tiga hari di Gorontalo sebelum Idul Fitri tiba. (Liputan6.com/Arfandi Ibrahim)

Liputan6.com, Gorontalo - Tiga hari menjelang hari raya Idul Fitri, masyarakat Gorontalo menggelar tradisi tumbilotohe. Tumbilo berarti pasang, sedangkan tohe adalah lampu, sehingga Tumbilotohe artinya pasang lampu. Tradisi itu dilaksanakan sejak Islam masuk ke Gorontalo.

Dalam tradisi itu, setiap pemilik rumah memasang lampu minyak tanah yang disebut masyarakat setempat sebagai lampu padamala. Bentuknya mirip seperti lampu teplok di lokasi lain.

Dalam sejarahnya Tumbilotohe tersebut dulunya sebagai sarana penerangan bagi umat Islam yang akan berangkat ke masjid ketika malam hari. Seiring berjalannya waktu, tradisi malam pasang lampu beradaptasi. Masyarakat kini mengkolaborasikan lampu minyak dan lampu listrik warna-warni.

Pantauan Liputan6.com. jutaan lampu menyinari Provinsi Gorontalo, mulai dari pelosok desa hingga kota, selama tiga hari menjelang Idul Fitri. Hal tersebut menarik perhatian wisatawan lokal dan mancanegara.

"Alhamdulillah, saya hari ini bisa menyakskan langsung tradisi tumbilotohe, atau malam pasang lampu karena tradisi ini hanya satu-satunya di Gorontalo," ujar Wisatanti Tilome, wisatawan asal Makasar, Rabu, 13 Juni 2018.

Gubernur Gorontalo Rusli Habibie yang berkesempatan melihat langsung tumbilotohe mengatakan, festival itu harusnya bisa menjadi salah satu wisata religi dan bisa mengikat wisatawan berkunjung ke Gorontalo.

"Saya sebenarnya kurang suka malam ini dengan spot tumbilotohe yang ada di Lapangan Ippot Tapa ini. Lokasi ini kan salah satu lokasi yang kita pilih, tapi kenyataannya kurang bagus, terlalu biasa. Harusnya ini bisa jauh lebih baik," kata Rusli saat kunjungan ke beberapa titik tumbilotohe.

Rusli meyakini tradisi pasang lampu bisa menjadi modal Gorontalo untuk lebih dikenal luas. Apalagi, tradisi tersebut memang hanya bisa ditemukan di Gorontalo.

"Perlu kita poles lagi jauh lebih bagus dan lebih semarak. Harusnya tadi di spot yang kita pilih disemarakkan juga dengan tarian budaya, seperti langga, bunggo agar lebih semarak," kata Rusli.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya