Bursa Asia Bervariasi, Investor Cermati Komentar Presiden Trump

Indeks Nikkei 225 Tokyo melemah 0, 22 persen sedangkan untuk Topix turun tipis 0,09 persen.

oleh Arthur Gideon diperbarui 23 Mei 2018, 08:45 WIB
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Asia bergerak campuran pada pembukaan perdagangan Rabu ini. Investor tengah mencermati komentar Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengenai pembicaraan perdagangan dengan China. Di AS Sendiri, Wall Street ditutup tertekan.

Mengutip CNBC, Rabu (23/5/2018), indeks Nikkei 225 Tokyo melemah 0, 22 persen sedangkan untuk Topix turun tipis 0,09 persen. Sektor pertambangan di indeks Topix turun 3,39 persen.

Sementara di Korea Selatan, indeks Kospi merosot 0,08 persen. Pelemahan indeks acuan di Seoul ini tak dalam karena penguatan saham-saham di sektor teknologi.

Samsung Electronics naik 2,2 persen dan SK Hynix naik 3,14 persen. Sementara produsen baja dan keuangan turun.

Berbeda, indeks S&P/ASX 200 Australia naik tipis 0,24 persen. Sektor industri dasar dan keuangan naik 0,66 persen dan 0,37 persen.

Untuk indeks MSCI Asia Pasifik kecuali Jepang naik 0,17 persen pada pembukaan perdagangan pagi ini.

Gerak bursa Asia campuran menyusul pelemahan yang dicetak oleh Wall Street. Pelemahan bursa saham di Amerika Serikat (AS) ini karena terbebani ketidakpastian pembicaraan perdagangan AS dengan China.

Presiden AS Donald Trump pada hari selasa mengatakan tidak senang dengan langkah pembicaraan perdagangan AS dengan China yang terkesan sangat buru-buru. Sebelumnya, dia juga mengatakan tidak ada kesepakatan antara AS dengan China mengenai penyelamatan ZTE Corporation.

2 dari 2 halaman

Wall Street

Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Dow Jones Industrial Average turun 178,88 poin atau 0,72 persen ke level 24.834,41. Untuk S&P 500 kehilangan 8,57 poin atau 0,31 persen menjadi 2.724,44. Sedangkan Nasdaq Composite turun 15,58 poin atau 0,21 persen menjadi 7.378,46.

Presiden AS Donald Trump pada hari selasa mengatakan tidak senang dengan langkah pembicaraan perdagangan AS dengan China yang terkesan sangat buru-buru. Sebelumnya, dia juga mengatakan tidak ada kesepakatan antara AS dengan China mengenai penyelamatan ZTE Corporation.

Bahkan Trump mengatakan bahwa kemungkinan besar AS akan tetap memberikan sanksi kepada ZTE karena melanggar larangan AS dengan melakukan pengiriman barang ke Iran.

Apa yang diungkapkan oleh Trump ini berkebalikan dengan yang disebut oleh Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin pada pekan lalu bahwa akan ada pembicaraan lebih dalam mengenai perang dagang AS dengan China.

Inti pembicaraan tersebut untuk mengelola neraca perdagangan masing-masing negara.

"Pernyataan Trump ini membuat orang kembali berpikir bahwa masalah perang dagang ini tidak akan mungkin bisa berakhir dengan cepat," jelas analis SlateStone Wealth LLC, New York, AS, Robert. Pavlik.

"Jadi gerak Wall Street berbalik arah," lanjut dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya