Napi Tetap Dilarang Pakai Ponsel Usai Kericuhan di Lapas Kelas I Cirebon

Lapas Kelas I Cirebon berbenah usai kericuhan yang terjadi kemarin. Napi tetap dilarang gunakan ponsel.

oleh Panji Prayitno diperbarui 23 Mar 2018, 17:00 WIB
Lapas Kelas I Kesambi Cirebon fokus mendinginkan suasana usai kericuhan yang terjadi akibat protes para napi dirazia tiap hari. Foto : (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Liputan6.com, Cirebon - Suasana di Lapas Kelas I Kesambi Cirebon mulai mereda setelah aksi protes para napi yang menolak di razia tiap hari oleh petugas berujung ricuh, Rabu (22/3/2018). Pantauan di lokasi, petugas Lapas Kelas 1 Kesambi Cirebon terlihat sibuk berbenah. Mulai dari membersihkan sisa kericuhan kemarin hingga peningkatan keamanan guna melakukan berbagai antisipasi.

Kepala Lapas Klas 1 Cirebon, Heni Yuwono mengaku sedang mengevaluasi peristiwa kerusuhan yang terjadi di lapas. Pihak lapas, mengaku sedang melakukan introspeksi perihal sebab dari kerusuhan terjadi di lapas.

"Kami sedang berusaha mengembangkan diri sebaik mungkin sembari memperketat penjagaan," aku Heni, Kamis, 22 Maret 2018.

Heni menyebutkan, dalam upaya meningkatkan keamanan di dalam, pihak lapas menambah jumlah penjaga menjadi 34 orang. Petugas tersebut khusus mengawasi bagian dalam lapas, khususnya areal pos ronda.

Heni mengatakan, sejauh ini, para napi berhasil berkomunikasi dengan ponsel lantaran pengawasan di tembok sekitar lapas masih terbuka. Situasi itu rentan digunakan orang dari luar lapas melempar sebuah ponsel ke dalam lapas sesuai dengan titik yang sudah ditentukan.

"Pihak Lapas tetap melarang penggunaan ponsel bagi para napi dan itu sudah diatur dalam undang-undang," ujar dia.

Heni mengatakan, pengawasan area lapas juga diperkuat dengan tujuh personel kepolisian. Anggota polisi tersebut bertugas mengawasi bagian luar lapas.

Dia mengaku, tengah memperbaiki beberapa CCTV yang rusak saat kericuhan terjadi. "Hanya mur dan bautnya saja yang copot," kata Heni.

2 dari 2 halaman

Tetap Razia Ponsel

Lapas Kelas I Kesambi Cirebon fokus mendinginkan suasana usai kericuhan yang terjadi akibat protes para napi dirazia tiap hari. Foto : (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Meski diwarnai aksi protes, namun pihak Lapas Kelas I Cirebon tetap akan melakukan razia rutin. Dia menjelaskan, razia merupakan bagian dari standar ketentuan lapas. Selain razia rutin, lapas juga akan menggelar razia bersifat insidentil.

"Tapi mungkin intensitas dan metodenya ada perubahan. Kalau razia insidentil itu sebagai pencegahan upaya kejahatan di dalam lapas, khususnya penyelundupan dari luar," jelas Heni.

Di tengah upaya peningkatan keamanan, pihak lapas menempatkan dua petugas di setiap pos komando dan masing-masing blok. Akses jalan umum di bagian dalam lapas ditutup serta pintu-pintu masuk sel diperketat.

Dia mengaku terus berupaya labih fokus pada pendinginan suasana setelah kericuhan kemarin. Oleh karena itu, Heni tidak buru-buru mencari dan menetapkan siapa dalang dibalik kericuhan ini.

"Kami masih fokus membuat suasana kondusif dengan upaya mendidik para napi," kata dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, kericuhan terjadi di Lapas Kelas I Kesambi Cirebon, Selasa 21 Maret 2018. Ratusan Napi di Lapas Kelas I Kesambi Cirebon terlibat bentrok dengan petugas lapas siang tadi.

Kericuhan disebabkan karena para napi protes dengan petugas yang setiap hari merazia alat komunikasi atau ponsel. Kericuhan dianggap merupakan puncak dari aksi protes para napi di Lapas Kesambi Kota Cirebon.

Saksikan vidio pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya