Tuna Daksa Sang Pendekar Silat

Karimun dikenal sebagai pendekar silat di desanya, Desa Kesiman, Trawas, Mojokerto, jawa Timur. Namun, yang membedakan pria tua ini dari pendekar silat lain adalah ia seorang penyandang tuna daksa.

oleh Liputan6 diperbarui 14 Jun 2011, 05:55 WIB
Liputan6.com, Mojokerto: Tubuhnya memang tak sempurna, namun jangan menganggap remeh Karimum. Sebab, penyandang tuna daksa ini di desanya, Desa Kesiman, Trawas, Mojokerto, Jawa Timur, menyandang gelar yang cukup disegani. Karimum adalah pendekar pencak silat macan putih.

Keahliannya memainkan jurus-jurus pencak silat membuat lelaki tua ini sering diminta tampil di acara hajatan. Tak hanya di desanya sendiri, tapi hingga keluar desanya. Tak heran, nama Kaimum dikenal hingga ke kota-kota lain. "Sudah sampai Malang," kata Karimum, Senin (13/6).

Sekali tampil, pria yang tinggal di Lereng Gunung Welirang ini mengenakan tarif Rp 250 ribu. Jika menginginkan tampil penuh, maka grup silat yang dibentuk Karimun ini mengenakan tarif Rp 5 juta.

Ia sangat menyadari honor dari pentas pencak silat tidak selalu ada. Karena itu, selain mengajar pencak silat, Karimun juga menyibukan diri menjadi petani.

Meski tubuhnya tak sempurna, ia tidak kesulitan mengerjakan pekerjaan itu. Setiap hari, dengan tekun Karimun merawat tanaman sayuran serta ubi jalar di ladangnya yang tak terlalu luas. Kecil memang hasilnya, tapi cukup untuk hidup sehari-hari.(BOG)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya