Liputan6.com, Jakarta: Pergulatan politik di Timur Tengah, seperti Libya akan terus menekan perdagangan harga minyak internasional. Indonesia salah satu negara pengimpor minyak tidak luput terkena dampaknya.
Dampak yang paling bisa dirasakan didepan mata, yakni harga Pertamak akan terus melambung tinggi. Mulai Sabtu (14/5) malam, harga Pertamax naik 200 rupiah menjadi Rp 9.250 per liter. Tentu ini bukan kabar baik bagi pengguna Pertamax. Apakah mereka akan beralih ke premium?
Sejak Pertamax terus naik, BBM non-subsidi atau Premium makin menjadi primadona. Bukan hanya mobil sedang pemilik kendaraan mewah juga ikut mengantre. Akibatnya pemakaian Premium dengan cepat melampaui batas. Dampaknya subsidi untuk Premium membengkak dan akan menggerogoti APBN.(IAN)
Dampak yang paling bisa dirasakan didepan mata, yakni harga Pertamak akan terus melambung tinggi. Mulai Sabtu (14/5) malam, harga Pertamax naik 200 rupiah menjadi Rp 9.250 per liter. Tentu ini bukan kabar baik bagi pengguna Pertamax. Apakah mereka akan beralih ke premium?
Sejak Pertamax terus naik, BBM non-subsidi atau Premium makin menjadi primadona. Bukan hanya mobil sedang pemilik kendaraan mewah juga ikut mengantre. Akibatnya pemakaian Premium dengan cepat melampaui batas. Dampaknya subsidi untuk Premium membengkak dan akan menggerogoti APBN.(IAN)
