Gus Ipul ke Bangsring Underwater, Puti Nyanyikan Melati Putih

Gus Ipul disambut meriah wisatawan. Mereka menyerbu Gus Ipul untuk berfoto bersama.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 26 Feb 2018, 12:23 WIB
Calon Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menghabiskan akhir pekan di Banyuwangi. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Calon Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menghabiskan akhir pekan di Banyuwangi. Pada Minggu, 25 Februari 2018, Gus Ipul menyempatkan diri berwisata ke sejumlah destinasi, di antaranya Bangsring Underwater.

Di destinasi yang menawarkan wisata bahari itu, Gus Ipul disambut meriah wisatawan. Mereka menyerbu Gus Ipul untuk berfoto bersama.

Gus Ipul juga sempat memberi makan ikan dengan roti serta menanam terumbu karang di sebuah wadah untuk selanjutnya dilepas di laut bebas.

"Dulu orang mencari ikan untuk beli roti. Sekarang beli roti untuk kasih makan ikan," kata Gus Ipul.

Keponakan KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) ini memuji pengembangan wisata berkonsep edukasi maritim di Bangsring Underwater, hingga membawa nelayan pengelola wisata setempat mendapat Kalpataru 2017 dari Presiden Joko Widodo.

"Kreativitas dipadu pemasaran yang baik adalah kunci keberhasilan wisata. Dan ini dilakukan di Banyuwangi," kata Gus Ipul.

Di Bangsring Underwater terdapat rumah apung dan keramba berisi anak hiu yang diselamatkan setelah terkena jaring nelayan. Anak-anak hiu direhabilitasi, kemudian dilepasliarkan kembali ke laut.

Wisatawan ikut menanam terumbu karang. Daerah yang dulu susut ikannya karena pengeboman ikan itu kini menjadi rumah ratusan jenis ikan, terumbu karang, koloni soft coral. Kekayaan biota laut itu membuat wisatawan senang melakukan snorkeling.

Dalam kesempatan itu, mantan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal ini memaparkan program "Seribu Dewi", pengembangan seribu desa wisata yang bakal dia geber di seluruh pelosok Jatim bersama cawagub Puti Guntur Soekarno.

"Titik tekan programnya adalah warga, pariwisata berbasis warga. Ibu-ibu, anak muda, seluruh warga desa diberdayakan. Kita sasar seribu kelompok sadar wisata (pokdarwis) untuk diberi modal, dibantu homestay-nya, dibantu toiletnya agar berstandar internasional, dibantu sistem dan sebagainya," Gus Ipul menjelaskan.

Dari program itu, Gus Ipul menargetkan ada 200.000 lapangan kerja baru untuk warga desa. Jadi, warga desa bisa mendapat tambahan penghasilan.

"Ibu-ibu jual makanan, anak muda jadi tour guide, seperti di Bangsring Underwater ini penghasilan warga sebagai pengelola wisata relatif besar, melengkapi pendapatan sebagai nelayan. Warga tambah sejahtera," kata Gus Ipul.

 

 

2 dari 2 halaman

Melati Putih

Puti Guntur Soekarno ternyata terampil bermain keyboard dan piano. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Sebelum ke Bangsring Underwater, Gus Ipul mengunjungi sejumlah homestay milik warga desa di daerah Licin yang tak jauh dari kaki Gunung Ijen.

Perlengkapan homestay di wilayah ini difasilitasi Pemkab Banyuwangi dan Kementerian Pariwisata. Bahkan, ada pinjaman renovasi homestay melalui kerja sama dengan salah satu bank.

Warga memperoleh penghasilan tambahan dari homestay, penjualan makanan, serta menjadi pemandu wisatawan ke Gunung Ijen yang jika akhir pekan dikunjungi tak kurang dari 2.000 wisatawan dalam dan luar negeri.

"Program Seribu Dewi semakin memperkuat komunitas-komunitas wisata berbasis desa. Kami targetkan seribu desa wisata unggulan yang kami berdayakan, kami koneksikan ke pelaku wisata global," ujar Gus Ipul.

Dia menambahkan, "Kami akan berkolaborasi khusus dengan marketplace pariwisata seperti AirBnB, CouchSurfing, atau TripAdvisor, termasuk dengan startup pariwisata nasional untuk membantu desa-desa wisata Jatim."

Sementara itu, Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Puti Guntur Soekarno ternyata terampil bermain keyboard dan piano. Ia menunjukkan keahliannya saat bertemu anak-anak milenial. Cucu Bung Karno itu memainkan lagu "Melati Putih" karya pamannya, Guruh Soekarnoputra.

Lagu itu diciptakan Guruh Soekarnoputra pada 1974, dan dipentaskan di pagelaran "Untukmu Indonesia". Lagu itu awalnya didedikasikan Guruh untuk ibunya, Fatmawati, yang juga nenek Puti Guntur Soekarno.

Namun kemudian, dedikasi itu diperluas untuk para pejuang Republik Indonesia di masa revolusi fisik pascakemerdekaan.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya