Liputan6.com, Tokyo: Pascagempa dan tsunami yang melanda Jepang pada Jumat (11/3), korban tewas diperkirakan dapat mencapai 10 ribu jiwa. Hal itu disebabkan oleh lambatnya proses evakuasi. Kondisi juga diperburuk dengan minimnya pasokan makanan serta air bersih.
"Tidak ada keraguan bahwa jumlah tersebut akan mencapai tingkat 10 ribu," kata Kepala Polisi Prefektur Miyagi, Takeuchi Naoto, seperti dilansir Sky News, Ahad (13/3).
Gempa tersebut merupakan gempa terbesar yang pernah terjadi di Jepang. Bahkan, Perdana Menteri Jepang Naoto Kan mengungkapkan bahwa bencana tersebut merupakan tantangan terbesar yang pernah ada dalam 65 tahun belakangan.
Sementara itu, tim penyelamat yang mendapatkan bantuan dari sukarelawan yang datang dari berbagai negara, tengah berusaha untuk mempercepat proses evakuasi. Dilaporkan, Amerika Serikat mengirimkan 144 anggota US Agency for International Development yang kini telah bergabung dalam tim penyelamat tersebut. (YUS)
"Tidak ada keraguan bahwa jumlah tersebut akan mencapai tingkat 10 ribu," kata Kepala Polisi Prefektur Miyagi, Takeuchi Naoto, seperti dilansir Sky News, Ahad (13/3).
Gempa tersebut merupakan gempa terbesar yang pernah terjadi di Jepang. Bahkan, Perdana Menteri Jepang Naoto Kan mengungkapkan bahwa bencana tersebut merupakan tantangan terbesar yang pernah ada dalam 65 tahun belakangan.
Sementara itu, tim penyelamat yang mendapatkan bantuan dari sukarelawan yang datang dari berbagai negara, tengah berusaha untuk mempercepat proses evakuasi. Dilaporkan, Amerika Serikat mengirimkan 144 anggota US Agency for International Development yang kini telah bergabung dalam tim penyelamat tersebut. (YUS)