Merunut Sejarah Perkembangan Motor 500 Cc Honda di MotoGP

MotoGP musim lalu resmi milik Marc Marquez. Pembalap berpaspor Spanyol ini, mampu meraih gelar juara dunia keenam. Sejarah Honda sejak 1966.

oleh Arief Aszhari diperbarui 25 Des 2017, 06:10 WIB
Honda, pabrikan asal Jepang ini memulai debutnya di kelas premier Grand Prix 1966. (Foto: Motosport.com)

Liputan6.com, Jakarta Gelaran balap motor paling bergengsi di dunia, MotoGP musim lalu resmi milik Marc Marquez. Pembalap berpaspor Spanyol ini, mampu meraih gelar juara dunia keenam, atau keempat di level tertinggi MotoGP.

Prestasi gemilang ini, ternyata tidak hanya milik pembalap berjuluk Baby Alien itu. Dengan raihan juara tersebut, pabrikan tempat Marquez bernaung, Honda, juga mematahkan rekor MV Agusta sebagai pabrikan yang paling sering mengantar para pembalapnya meraih gelar juara dunia di kelas utama.

Melansir Motorsport.com, ditulis Sabtu (23/12/2017), pabrikan asal Jepang ini memulai debutnya di kelas premier Grand Prix 1966, dengan RC181. Motor tersebut, dipersenjatai dengan mesin empat tak berkonfigurasi 500 cc empat silinder.

Saat itu, tawaran untuk menunggangi motor tersebut diberikan untuk Mike Hailwood. Ia adalah pembalap yang mendominasi kelas premier empat tahun terakhir bersama MV Agusta.

Mengikuti balapan dua musim, duet Hailwood dan RC181 ini memenangi 10 dari 18 balapan, dari 1966-1967. Namun, pabrikan berlambang huruf H ini, memutuskan tidak melanjutkan proyek motor tersebut, setelah FIM membatasi jumlah silinder maksimal menjadi empat.

 


Honda NR500

Pebalap Repsol Honda, Marc Marquez, mengaku balapan seri Jerman dan Ceska menjadi yang terbaik di MotoGP 2017. (dok. MotoGP)

Setelah itu, pada 1997 Honda menurunkan NR500. Motor ini memiliki spesifikasi mesin berkapasitas 500 cc, dengan konfigurasi V8 dan 32 katup empat tak.

Lalu, Honda membuat motor dua tak pertama, yaitu NS500. Debut pada 1982. Pembalap Freddie Spencer menggunakan motor tersebut, dan menjadi juara di 1983. Ron Haslam merajai GP Makau dengan motor yang sama.

Bertahan selama dua musim, kemudian Honda mengganti NS500, dengan NSR500. Motor ini dipersenjatai mesin V4 SOHC dua tak, dan diklaim lebih ringan dari versi sebelumnya.

Kemudian, tujuh tahun berselang, Honda memperkenalkan mesin Big Bang. Dengan mesin tersebut, Mick Doohan mendominasi paruh pertama MotoGP 1992. Namun, karena cedera parah Dohan gagal meraih gelar juara dunia.

Tapi, berkat mesin tersebut menjadi bukti keperkasaan NSR500 dekade 90-an. Mulai dari Dohan dengan lima gelar beruntun pada 1994-1998, Alex Criville 1999, dan ditutup Valentino Rossi, dengan gelar 500 cc terakhir di 2001.


Era MotoGP

Mantan bos Honda Racing Corporation (HRC), Livio Suppo, menilai MotoGP Jerez menjadi balapan terbaik Marc Marquez dan Dani Pedrosa di 2017. (dok. MotoGP)

Setelah era 500 cc, era kelas MotoGP dimulai 2002, dengan Honda mendesain RC211V. Motor ini bermesi 4-tak, dengan kapasitas 990 cc. Motor ini, langsung mendominasi selama dua tahun pertama, bersama Rossi.

Motor ini meraih gelar terakhir, di 2006 dengan Nicky Hayden. Setelah itu, RC211V digantikan oleh RC212V. Motor ini memiliki spesifikasi mesin empat tak, berkapasitas 800cc, disesuaikan dengan peraturan MotoGP di 2007.

Pada 2012, Honda memperkenalkan RC213V, dan terus berburu gelar juara bersama duet pembalapnya, Dani Pedrosa dan Marc Marquez.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya