Belgia Jadi Negara Pertama yang Tunjuk Dubes Wanita untuk Saudi

Sejauh ini belum ada respons resmi dari pemerintah Arab Saudi terkait kabar penunjukan Mineur sebagai dubes.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 20 Des 2017, 10:10 WIB
Duta Besar Uni Emirat Arab, Dominique Mineur (kanan) bersama perwakilan Dubai Health Authority, dr Manal Taryam. Mineur disebut-sebut akan jadi dubes wanita pertama di Arab Saudi (Twitter @DHA_Dubai)

Liputan6.com, Brussels - Belgia kemungkinan besar akan menjadi negara pertama yang akan menempatkan duta besar wanita di Arab Saudi. Kabar itu disiarkan oleh televisi negara, VRT. Penunjukan ini seiring dengan makin liberalnya Kerajaan Saudi.

Adapun rencananya dubes yang akan ditempatkan di Riyadh adalah Dominique Mineur. Dia kini adalah Duta Besar Belgia untuk Uni Emirat Arab.

Jika terkonfirmasi, Mineur akan pindah ke Riyadh pada musim panas 2018, menurut VRT seperti dikutip dari CNN pada Rabu (20/12/2017).

Selain televisi VRT, kabar ini pertama kali diembuskan oleh koran Belgia, De Tijd.

Arab Saudi, sejak lama dikenal membatasi peran perempuan di masyarakat.

Oleh sebab itu, pada April 2017 lalu, ketika PBB memilih Arab Saudi untuk menjadi salah satu komisi di PBB yang mempromosikan kesetaraan dan pendayagunaan perempuan, dunia gempar. 

Di Belgia sendiri, telah terjadi "pertikaian" politik karena negara itu adalah salah satu negara yang mendukung Saudi untuk duduk dalam komisi itu.

Kala itu, Perdana Menteri Belgia, Charles Michel, mengatakan keputusan itu dibuat tanpa penilaian politik yang memadai.

"Dengan demikian, kita harus bertekad melipatgandakan usaha kita untuk mempromosikan hak perempuan serta nilai universal hak asasi manusia," katanya.

Yang lain bahkan lebih kritis lagi. "Memilih Arab Saudi untuk melindungi hak-hak perempuan adalah seperti memilih seorang pelaku pembakaran jadi kepala pemadam kebakaran kota," kata Hillel Neuer, Direktur Eksekutif UN Watch, sebuah kelompok hak asasi manusia yang bertindak sebagai pengawas PBB.

Sejauh ini belum ada respons resmi dari Pemerintah Arab Saudi terkait kabar penunjukan Mineur sebagai dubes.

 

2 dari 2 halaman

Arab Saudi dan Visi 2030

Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman. Ia melakukan tindakan keras terhadap pengusaha dan anggota keluarga kerajaan yang dituduh melakukan korupsi. (AFP PHOTO/FayezNureldine)

Tahun lalu, putra mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman meluncurkan sebuah rencana ambisius, berjudul "Vision 2030". Ini adalah salah satu usaha Arab Saudi untuk membuka diri terhadap dunia.

Visi tersebut merangkul prakarsa antikorupsi serta reformasi sosial dan ekonomi, termasuk beberapa keputusan baru-baru ini yang mengangkat batasan terkait gender.

Wanita Saudi akan segera diizinkan mengemudi dan menonton acara olahraga di beberapa arena utama.

Terlepas dari keputusan baru-baru ini, wanita Saudi masih memiliki sedikit kebebasan. Undang-undang perwalian yang ketat mengatur hampir setiap aspek kehidupan mereka. Wanita tidak dapat menikahi, menceraikan, melakukan perjalanan, mendapatkan pekerjaan atau mengajukan paspor tanpa izin dari wali laki-laki mereka.

Mereka dilarang bercampur bebas dengan pria di tempat-tempat umum dan tampil di depan publik tanpa niqab.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya