12 Orang Ditangkap, Thailand Fight Berantas Pengaturan Skor

Kepolisian Thailand menangkap 12 orang yang diduga terlibat match fixing di Liga Thailand musim 2017.

oleh Aning Jati diperbarui 22 Nov 2017, 18:55 WIB
Fans Thailand menggunakan drum band meramaikan laga Final kedua Piala AFF 2016 di Stadion Rajamangala, Thailand. (Bola.com/Ario Yosia)

Jakarta - Asosiasi Sepak Bola Thailand (FAT) membuktikan janjinya untuk membongkar kasus match fixing yang terjadi di Liga Thailand. Pada Selasa (21/11/2017), FAT bersama jajaran kepolisian Thailand menggelar sesi konferensi pers terkait hal ini.

Sebanyak 12 orang yang diduga terlibat match fixing ditangkap pihak kepolisian dan dibebaskan dengan jaminan. Beberapa di antara mereka, yakni empat pemain dari klub Navy FC, kiper Nakhon Ratchasima, dua wasit Poomirin Kumruen (wasit berlisensi FIFA) dan Teerajit Sithisuk, serta Cherdsak Boonchu (bos klub Si Sa Ket).

Baca Juga

  • Thailand Bersiap Ungkap Skandal Match Fixing di Liga Domestik
  • Sergio van Dijk Mengaku Diminati Klub Thailand
  • VIDEO: Highlights Liga Champions, Borussia Dortmund Vs Tottenham Hotspur 1-2

Seperti dilansir dari Fox Sports Asia, kapten tim, penyerang, dan kiper Navy FC, masing-masing Suttipong Laoporn, Narong Wongthongkum, Suvithaya Numsinlark, dan Seksan Chaothonglang plus Veera Kerdputsa (kiper Nakhon Ratchasima) diduga telah menerima uang sebesar 6.100 dolar AS (Rp 82,4 juta) untuk memengaruhi hasil pertandingan.

Kejadian match fixing ini terjadi pada empat pertandingan kompetisi kasta tertinggi, Thai League 2017, satu berlangsung di bulan Juli dan tiga lainnya pada pertandingan di bulan September 2017.

Menurut FAT dan kepolisian, kecurigaan adanya match fixing bermula dari kejadian kebobolan dengan jumlah gol yang tak biasa pada laga yang melibatkan Nakhon Ratchasima.

Bos Nakhon Ratchasima, Tewan Liptapanlop, mengungkapkan langsung memutus kontrak sang kiper begitu namanya tersangkut kasus yang mencoreng sportivitas ini, meski kontrak Veera Kerdputsa sebenarnya baru saja diperpanjang untuk dua tahun ke depan.

"Saya yakin dia pemain yang profesional dan tidak terlibat dalam match fixing. Meski begitu, kami akan berdiskusi dengan tim hukum klub untuk mempertimbangkan apakah kami akan menuntut Veera karena merusak citra dan reputasi klub. Kami ingin menegaskan bila klub tidak terlibat dalam match fixing," tutur Tewan seperti dikutip di Bangkok Post, Rabu (22/11/2017).

Dukungan pemberantasan match fixing yang dilakukan FAT dan kepolisian diberikan pelatih Navy, Somchai Chuayboonchom. "Saya yakin lebih banyak lagi yang terlibat. FAT harus memusnahkan persoalan ini," ujarnya.

Bos Navy, Rangsarit Sattayanukul, menjelaskan pihaknya akan kooperatif terhadap FAT dan kepolisian demi tuntasnya perkara ini. Banyaknya pemain yang terlibat, disikapi klub dengan mengancam para pemain yang terbukti terlibat bakal dipecat dari kesatuan mengingat klub ini berasal dari Royal Navy Thai.

Sementara Presiden FAT, Somyot Poompunmuang, menegaskan wasit yang terlibat sudah dibebastugaskan. 

Langkah FAT dan kepolisian Thailand ini diperkirakan jadi langkah awal dari pemberantasan yang lebih besar, yang sedang digalakkan kedua pihak itu untuk meningkatkan kembali prestasi sepak bola Thailand yang belakangan dianggap mengalami penurunan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya