MRT Bakal Bangun Rusun di 8 Stasiun

Di stasiun MRT akan dikembangkan Transit Oriented Development (TOD)

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 19 Okt 2017, 16:46 WIB
Pengendara melintas di bawah pembangunan proyek Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta di kawasan Cilandak, Selasa (5/9). Pembiayaan proyek pembangunan tersebut dengan anggaran sebesar Rp 2,7 triliun perkilometer. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta akan mengembangkan kawasan terpadu atau transit oriented development (TOD) di 8 stasiun fase I yang menghubungkan Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel Indonesia (HI). Pengembangan TOD ini salah satunya untuk hunian.

Demikian disampaikan Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar di sela-sela acara Deloitte Indonesia Infrastructure CEO Forum 2017 di Jakarta, Kamis (19/10/2017).

"Ya kalau dia bangunan bertingkat bisa aja ada rumah susun. Jadi misalnya TOD Lebak Bulus yang kita pikirkan adalah rumah susun, social inclusion, jadi tidak semua masyarakat menengah atas, tapi harus juga menengah bawah," jelas dia.

William mengatakan, pengembangan TOD menggunakan lahan di sekitar stasiun. Dia mengatakan, belum semua lahan dikuasai MRT Jakarta. Nantinya, MRT Jakarta akan bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan.

"Belum, tanah itu milik macam-macam, kalau Bundaran HI enggak ada lagi tanah pemerintah di situ, sudah ada Plaza Indonesia, Grand Indonesia. Jadi kita harus kerja sama dengan mereka. Kita buat nanti jalan bawah tanah supaya menghubungkan itu," jelas dia.

Lebih lanjut, 8 stasiun itu antara lain Bundaran HI, Dukuh Atas, Setiabudi, Bendungan Hilir, Istora, Senayan, Blok M, dan Lebak Bulus. Sambungnya, sebanyak 40 pengembang menyatakan minat untuk mengembangkan TOD tersebut.

"Kita sudah tanda tangan MoU dengan 40 developer yang menyatakan minatnya," jelas dia.

Dia berharap, peletakan batu pertama diharapkan dapat dimulai pada tahun depan. "Mudah-mudahan segera groundbreaking tahun depan," tukas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya