Pernyataan Keras Direktur CIA 'Sinyal' Kuat untuk Kim Jong-un?

Meski kerap melontarkan pernyataan keras, namun baru kali ini seorang pejabat AS memberikan komentar agresif menyangkut Kim Jong-un.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 21 Jul 2017, 22:00 WIB
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un (AP Photo/Wong Maye-E, File)

Liputan6.com, Washington, DC - Direktur CIA Mike Pompeo pada Kamis malam melontarkan pernyataan paling agresif yang pernah dikemukakan pejabat di pemerintahan Donald Trump menyangkut diktator Korea Utara Kim Jong-un.

Pompeo mengatakan, pemerintah AS perlu menemukan jalan untuk memisahkan Kim Jong-un dengan persediaan nuklirnya yang terus bertambah. Ini berbeda dengan yang pernah disampaikan Menteri Luar Negeri Rex Tillerson sebelumnya bahwa AS menentang upaya untuk menggulingkan Kim Jong-un.

"Akan menjadi sesuatu yang hebat untuk melakukan denuklirisasi Semenanjung, untuk melucuti senjata, tapi hal yang paling berbahaya adalah sosok yang mengontrol itu semua," terang Pompeo dalam sebuah diskusi yang dimoderatori oleh seorang kolumnis New York Times Bret Stephens di Aspen Security Forum.

Seperti dikutip dari CNN pada Jumat (21/7/2017) lebih lanjut Pompeo mengatakan, "Jadi dari perspektif pemerintahan, hal paling penting yang bisa kita lakukan adalah memisahkan keduanya (Kim Jong-un dan senjata nuklir). Benarkan?".

Pompeo menuturkan, baik komunitas intelijen dan Kementerian Pertahanan telah ditugaskan untuk menyusun rencana atas apa "yang pada akhirnya perlu dilakukan" sehubungan dengan ancaman nuklir Korut.

Ketika ditanya apakah yang dimaksudnya adalah mengganti rezim Korut, Pompeo membantahnya. Ia hanya mengatakan, dirinya yakin AS dapat mengatasi "setiap" ancaman Korut.

"Saya berharap kita akan menemukan cara untuk memisahkan rezim dari sistem ini. Warga Korut saya yakin adalah orang-orang yang baik dan akan senang melihatnya (Kim Jong-un) lengser," ujar Pompeo.

Dalam kesempatan yang sama, Pompeo ditanyakan pula seputar hubungan AS dengan Rusia. Semasa kampanye, Trump menyatakan akan keinginannya untuk bekerja sama dengan Rusia.

Terlebih sejak Pompeo menjabat, ia telah menyaksikan langsung bagaimana hubungan kedua negara tumbuh lebih dekat.

"Ini rumit", ungkap Pompeo menggambarkan hubungan negaranya dengan Rusia.

Trump sendiri sempat menyatakan ia ingin bekerja sama dengan Rusia untuk memerangi ISIS. Namun versi Pompeo, Negeri Beruang Merah merupakan sekutu Suriah sehingga keduanya memiliki tujuan yang berbeda di wilayah yang sama.

 

Simak pula video berikut :

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya