Waspadai Pelarian ISIS Marawi, TNI Perketat Perbatasan Gorontalo

Militan ISIS diperkirakan sudah terdesak militer Filipina.

oleh Aldiansyah Mochammad Fachrurrozy diperbarui 09 Jul 2017, 14:07 WIB
Salah satu pantai di Gorontalo. (gorontaloprov.go.id)

Liputan6.com, Gorontalo - Penjagaan di wilayah perbatasan Gorontalo, Sulawesi Utara, semakin diperketat seiring keluarnya instruksi Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Panglima mengimbau seluruh kesatuannya di wilayah perbatasan Filipina, untuk mewaspadai pelarian militan ISIS dari Marawi, Filipina.

"Ada peningkatan pengamanan di jalur pengamanan. Untuk jumlah pasukannya menyesuaikan dengan jumlah pasukan yang saat ini sudah disiagakan sebelumnya," ujar Komandan Kodim 1304 Gorontalo Letkol (Inf) Dadang Ismail Marzuki kepada Liputan6.com, Gorontalo, Sabtu 8 Juli 2017.

Dadang menjelaskan, langkah ini diambil karena para militan ISIS diduga sudah terdesak militer Filipina, sehingga kemungkinan besar kelompok bersenjata itu kabur ke wilayah Indonesia.

"Diduga militan ISIS mulai mengincar daerah sekitar Sulawesi Utara untuk lokasi pelarian," ujar dia.

Sebelumnya, 20 personel Brimob bersenjata lengkap dari Detasemen C Pelopor sudah diberangkatkan ke Pulau Maratua, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Langkah ini bagian dari upaya antisipasi datangnya militan ISIS Marawi, Filipina.

Tim dipimpin Wakil Komandan Kompi II Detasemen C Pelopor Satuan Brimob Polda Kaltim Iptu Budi Utomo. Sebelumnya, personel Detasemen C Pelopor Satuan Brimob Polda Kaltim juga diberangkatkan untuk menjaga perbatasan di Sebatik dan Pulau Bunyu.

"Jadi Bawah Kendali Operasi (BKO) Brimob ada 40 personel. Ini kaitannya adalah seperti yang minggu lalu, dikirim anggota Brimob ke Sebatik untuk mengantisipasi gangguan dari Filipina. Ini perintah dari Mabes Polri untuk polda yang ada di perbatasan untuk memperkuat personel," ujar Komandan Detasemen C Pelopor Satuan Brimob Polda Kaltim AKBP Henzly Moningkey.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya