Sejarah di Balik Nama Kuningan, Si Segitiga Emas

Kami menelusuri jejak sejarah yang menguak kisah dibalik Segitiga Emas Jakarta, khususnya didaerah Kuningan.

oleh Angga Utomo diperbarui 22 Jun 2017, 17:30 WIB
NgoJakNgabuburit Sejarah Kuningan Edisi Bulan Ramadan. Foto: Imelia

Liputan6.com, Jakarta Sabtu, 17 Juni 2017, teman-teman dari Ngojak (komunitas diskusi tentang kota Jakarta, instagram: @ngopijakarta) menelusuri jejak sejarah yang menguak kisah dibalik Segitiga Emas Jakarta, khususnya di daerah Kuningan.

Daerah yang digadang-gadang sebagai salah satu daerah tersibuk di ibukota dan dan sosok pahlawan yang terlupakan dan ada hubungannya dengan kemenangan Sunda Kelapa.

Perjalanan #NgoJakNgabuburit kali terbilang edisi spesial karena dilaksanakan saat Ramadan. Kami berkumpul sekitar pukul 2 siang di Museum Satria Mandala, tempat yang dahulunya merupakan rumah yang dijadikan sebagai tempat peristirahatan Presiden Soekarno sebagai “tahanan” hingga akhir hayatnya.

Tidak masuk ke dalam, hanya tempat berkumpul dan mendengarkan penjelasan pembukaan dari Kak Sofyan dan Kak Reyhan. 

Ketika azan asar berkumandang, kami bergegas ibadah menuju Masjid Tua Al-Mubarok. Sebuah bangunan yang sudah direparasi hingga nyaris tidak terlihat tuanya.

Terdapat tulisan di marmer hitam yang terletak di depan masjid yang berbunyi  “Pertama dibangun pada tahun 1527 oleh Pangeran Adipati Awangga gelar pangeran Kuningan (Syekh Arkanuddin)....”.  Ingin tahu siapa sebenarnya pangeran tersebut? Baca sejarah lengkapnya disini Sejarah di Balik Nama Kuningan, Si Segitiga Emas

 

Penulis

Imelia

Sahabat Liputan6.com

 

Jadilah bagian dari Komunitas Campus CJ Liputan6.com dengan berbagi informasi & berita terkini melalui e-mail: Sahabatliputan6@gmail.com serta follow official Instagram @sahabatliputan6 untuk update informasi kegiatan-kegiatan offline kami.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya