Pengamat: Teroris Perang Gerilya Melawan Polisi

Serangan yang terjadi di Markas Kepolisian Sektor (Mapolsek) Hamparan Perak, Deli Serdang, Sumatera Utara merupakan bagian dari terorisme. Para pelaku melakukan perang gerilya melawan polisi.

oleh Liputan6 diperbarui 22 Sep 2010, 10:43 WIB
Liputan6.com, Jakarta: Serangan yang terjadi di Markas Kepolisian Sektor (Mapolsek) Hamparan Perak, Deli Serdang, Sumatera Utara merupakan bagian dari terorisme. Para pelaku melakukan perang gerilya melawan polisi, bukan untuk balas dendam.

"Waktu di Poso, mereka tidak boleh melawan polisi. Makanya ada fatwa ulama mereka, yang dijadikan target untuk internasional adalah Amerika Serikat. Sedangkan yang nasional yaitu polisi," kata pengamat teroris Al Chaidar saat dihubungi liputan6.com melalui telepon, Rabu (22/9).

Chaidar menjelaskan, kelompok tersebut telah melakukan tiga rangkaian pelatihan, yakni pelatihan menyerang warga sipil asing, fai yakni dengan perampokan sejumlah toko perhiasan dan bank, baik bank milik pemerintah maupun swasta. "Yang ketiga pelatihan perang gerilya. Nah yang pertama dan kedua kan sudah. Sekarang giliran perang gerilya yang dilaksanakan," jelas lelaki berdarah Aceh ini.

Menurut Chaidar, dalam serangan perang gerilya memang sasarannya polisi. Sehingga penyerangan Mapolsek Hamparan Perak bukan dalam rangka balas dendam terhadap penangkapan perampok Bank CIMB Medan.

Seperti diberitakan sebelumnya, Mapolsek Hamparan Perak diserang belasan pria bersepeda motor pada Rabu (22/9) dinihari. Mereka menembaki kaca Mapolsek Hamparan Perang dan melempari mobil patroli dengan bungkusan bensin bersumbu, layaknya sebuah bom molotov. Penyerangan ini menyebabkan tiga anggota polisi tewas. (MEL)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya