Pesan Buya Syafii Maarif dalam Memilih Pemimpin

Menurut Buya Syafii, masyarakat harus bisa melihat rekam jejak dan program-program yang ditawarkan.

oleh Moch Harun Syah diperbarui 09 Apr 2017, 04:33 WIB
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Buya Syafii Maarif memberikan paparan dalam acara Simposium Nasional Membedah Tragedi 1965 di Jakarta, Senin (18/4). Simposium bertujuan merekonsuliasi kasus pelanggaran HAM dimasa lalu. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Cendekiawan muslim Syafii Maarif mengatakan, dalam memilih pemimpin, masyarakat harus bisa melihat rekam jejak dan program-program yang ditawarkan.

"Carilah pemimpin yang berkualitas. Dilihat rekam jejaknya kemudian bagaimana dia (pemimpin) itu betul- betul membela rakyatnya," kata pria yang akrab disapa Buya Syafii di Jakarta, Sabtu 8 April 2017.

Syafii Maarif menambahkan, jangan memilih pemimpin hanya lantaran sentimen agama.

Yang jelas, dalam memilih pemimpin harus menengok ke dalam hati nurani dan yakin bahwa yang dipilih akan pro terhadap rakyatnya. Bukan memilih pemimpin yang haus jabatan atau kekuasaan.

"Cari pemimpin berkualitas. Itu saja ukurannya. Agama sudah banyak disalahgunakan sekarang ini," tegas Syafii Maarif.

Terkait penyalahgunaan itu, sebelumnya Buya Syafii mengingatkan untuk mewaspadai keberadaan pandangan atau pemikiran yang bisa disebut teologi maut.

Teologi maut ini, kata mantan Ketua PP Muhammadiyah itu, sudah muncul dalam periode akhir-akhir ini.

Menurut Buya Syafii, teologi tersebut berbahaya dan berpotensi membawa negara ke jurang kehancuran.

"Kenapa negara yang sehebat dan sebesar ini muslimnya terpecah belah, saling menghujat. Ini teologi maut mengajarkan berani mati, tapi tidak berani hidup," kata Buya Syafii.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya