Djarot Mulai Data Warga yang Menerima Program Bedah Rumah

Tinjau Jatinegara Barat, Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat mulai melakukan pendataan warga untuk program bedah rumah.

oleh Liputan6 diperbarui 31 Mar 2017, 00:40 WIB
Tinjau Jatinegara Barat, Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat mulai melakukan pendataan warga untuk program bedah rumah.

Liputan6.com, Jakarta Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, melakukan peninjauan di pemukiman padat Jalan Jatinegara Barat, Kampung Melayu, Jakarta Timur. Djarot juga melakukan silahturahmi bersama warga setempat, serta mengutarakan rencananya guna merenovasi rumah tidak layak huni di tempat tersebut.

Djarot juga meninjau sendiri rumah-rumah rusak yang ada di Kelurahan Kampung Melayu. Di area tersebut, banyak rumah yang dalam kondisi tidak layak huni dan saling tumpang tindih dengan rumah lainnya. Melihat banyak warga lansia yang tinggal di rumah tak layak huni, Djarot pun memastikan warga di Kampung Melayu akan didata agar rumahnya bisa dibedah.

"Ini rumah yang rusak ya, ini nanti dibedah ya tolong didata supaya rumahnya dibedah ya. Ini banyak sekali rumah rusak di sini nanti didata semua biar dibedah, dibenerin ya," tutup Djarot.

Rencana untuk melakukan bedah rumah bagi warga DKI Jakarta kurang mampu sebelumnya juga sudah disampaikan oleh pasangan Ahok-Djarot.  Program Bedah Rumah merupakan program yang dibentuk dengan tujuan memperbaiki rumah yang kumuh, sudah rusak, dan tak layak huni. Bukan hanya itu saja, program bedah rumah juga memfokuskan pada perbaikan musala yang memiliki kondisi rusak.

Djarot mengaku dirinya sudah berpengalaman dalam menggiatkan program itu selama menjabat sebagai Wali Kota Blitar.
“Saya ini Wali Kota Blitar yang dikenal bisa membedah lebih dari dua ribu rumah di Blitar,” ujarnya.

Program Bedah Rumah, diakui Ahok sangat bermanfaat bagi warga kurang mampu. Gubernur DKI Jakarta nonaktif tersebut, menilai program ini merupakan cara yang dapat ditempuh untuk mengatasi rumah-rumah kumuh, lantaran banyak rumah yang berada di gang sempit yang tidak mungkin dibongkar.

Alasannya, kata Ahok, karena banyak di antara mereka yang sudah memiliki surat kepemilikan tanah. Karena itu juga, Ahok menggalakkan agar tiap warga mengurus sertifikat untuk tanah mereka.

"Kalau rusun kan pindahan orang dari (pinggir) sungai. Kalau dia punya rumah sendiri di gang yang sempit, kan nggak mungkin kita bongkar, nggak mungkin kita gusur kan tanah dia kok. Maka kita bantu dia bikin sertifikat nggak bayar," ujar Ahok.

Untuk membuat Program Bedah Rumah ini dapat dapat berjalan sesuai yang diharapkan, Ahok dan Djarot akan menambah pasukan pelangi di Jakarta, dengan membuat pasukan merah. Nantinya, pasukan merah tersebut akan melakukan perbaikan rumah kumuh.

Dalam satu kelurahan, Ahok mengungkapkan, akan direkrut sebanyak 20 petugas pasukan merah. Mereka juga akan dilatih agar mampu memperbaiki rumah, memasang keramik, dan memperbaiki MCK.

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya