Nasib Tragis Satu Keluarga Kerdil, Dihina Tapi Tak Sakit Hati

Sembilan dari 11 anggota keluarga ini bertubuh pendek. Meski sering diejek, mereka tidak merasa sakit hati dan menganggapnya ujian.

oleh Sulung Lahitani diperbarui 31 Jan 2017, 18:30 WIB
Sembilan dari 11 anggota keluarga ini bertubuh pendek. Meski sering diejek, mereka tidak merasa sakit hati dan menganggapnya ujian.

Liputan6.com, Hyderabad - Satu keluarga di India mengungkapkan bagaimana mereka senantiasa diejek karena bertubuh kerdil. Keluarga Chauhan dari Hyderabad, Telangana, India, dipengaruhi oleh kondisi genetik Achondroplasia yang menyebabkan dwarfisme atau berkaki pendek.

Achondroplasia merupakan bentuk paling umum dari dwarfisme tidak proporsional dan ditandai dengan tubuh berukuran normal tapi anggota badan pendek. Keluarga Chauhan adalah keluarga kerdil terbesar di Hyderabad. Sembilan dari 11 orang dalam keluarga itu bertubuh kerdil dan sering diejek saat berada di jalan bersama-sama.

"Jika kita pergi keluar, orang-orang berkerumun di sekitar kami dan menanyakan pertanyaan aneh seperti, 'Mengapa kau begitu pendek?', 'Asalmu dari mana?'" ujar Patriark Ram Raj (52).

Ram bekerja sebagai penyambut tamu di pesta pernikahan. Baginya, pekerjaan ini cukup baginya karena tidak ada yang mau memberinya pekerjaan.

Dilansir dari Dailymail, Selasa (31/01/2017), perlakuan diskriminatif tersebut tak hanya dirasakan olehnya, tapi juga anggota keluarganya yang lain dengan kondisi sama. Putrinya, Ambika (27), ingin menjadi akuntan tapi ia juga sulit mencari pekerjaan.

"Orang-orang mengatakan karena aku pendek, itu sebabnya aku tidak bisa mendapat pekerjaan. Kini aku bekerja di toko kelontong kerabat," tutur Ambika.

-
 

Menurut Ram, hidup jadi terasa lebih berat bagi anggota keluarga perempuan yang mengalami Achondroplasia. Untuk anggota perempuan, pandangan masyarakat menjadi lebih buruk terlebih bila mereka tidak kunjung menikah. Namun, tidak semua orang bisa menerima kondisi mereka.

Tidak hanya itu, selain memiliki tubuh kerdil, keluarga ini juga menghadapi masalah kesehatan karena kelainan mereka. Setelah mencapai usia tertentu, kaki mereka akan menjadi lemah.

"Kakek dan ayahku masih bisa berjalan, tapi tidak dengan aku, adikku, dan dua sadaraku. Kami mesti dibantu bila ingin berjalan," kata Ram.

Istri Ram sendiri memiliki tubuh yang normal tapi meninggal saat hamil anak ketiga mereka. Ram mengatakan, meski orang-orang mengejek mereka, susah mencari pekerjaan dan menikah, mereka yakin Tuhan memiliki alasan menciptakan mereka dengan kondisi demikian.

"Jika seseorang sedih dan dengan melihat kami mereka bisa tertawa, itu kehendak Tuhan bahwa orang-orang seperti kami bisa membuat mereka tertawa."

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya