Pantang Menyerah: Kisah Tunanetra Tangguh Penjual Kerupuk

Semua dilakukan mandiri tanpa bantuan orang lain. Meski tak bisa melihat sejak kecil akibat penyakit yang dideritanya.

oleh Liputan6 diperbarui 13 Jan 2017, 14:38 WIB
Semua dilakukan mandiri tanpa bantuan orang lain. Meski tak melihat sejak kecil akibat penyakit yang di deritanya,

Liputan6.com, Jakarta - Pukul 07.00 WIB, saatnya bagi pasangan suami istri Miransyah dan Satiyem bergegas mempersiapkan kerupuk dagangannya di atas gerobak kecil.

Cuaca panas terik tak menyurutkan langkah pasangan suami istri tunanetra ini sambil menawarkan kerupuk dagangannya kepada orang di sekitarnya.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Jumat (13/1/2017), dulu ketika masih memiliki sepeda motor keduanya tak perlu berkeliling dengan gerobak. Masih ingat dalam ingatan ketika sepeda motor mereka dirampok setahun lalu.

Dari berjualan kerupuk Miransyah dan Satiyem untung Rp 50 ribu dalam sehari. Untuk menambah penghasilan, keduanya membuka jasa pijat. Tak ada kesulitan bagi keduanya untuk mengerjakan pekerjaan sehari-hari.

Semua dilakukan mandiri tanpa bantuan orang lain. Meski tak bisa melihat sejak kecil akibat penyakit yang diderita, namun keduanya mampu hidup mandiri dan membesarkan kedua anaknya.

Perjuangan pasangan tunanetra ini menginspirasi banyak orang. "Aku salut lihat dia, suami isteri tuh tidak melihat, tidak normal gitu kaya kita gini, kok bisa. Aku aja yang normal gak bisa apa-apa" ujar Linda Pandiangan salah satu warga Bekasi.

Menjadi manusia yang mandiri tanpa menyusahkan orang lain. Itulah semangat hidup Miransyah dan Satiyem pasangan tunanetra pantang menyerah.

Simak tayangan video selengkapnya dalam tautan ini. 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya