Liputan6.com, Jakarta: Kontroversi mengantar kepergian Sri Mulyani. Ada yang suka, banyak juga yang sedih. DPR masih menuntut penyelesaian kasus Bank Century yang menyebutkan mantan Menteri Keuangan dan Wakil Presiden Boediono bersalah karena memberi dana talangan ke Bank Century Rp 6,7 triliun.
Beberapa hari sebelum bertolak ke Amerika Serikat, Sri Mulyani mengaku diperlakukan secara tak adil bahkan dilecehkan secara politik terutama oleh anggota Pansus Hak Angket Century. "Mereka professional liar," kata Sri Mulyani ketika wawancara dengan reporter SCTV, Rike Amru di Studio Liputan 6, Jakarta, baru-baru ini.
Sri Mulyani mengaku banyak kenal dengan anggota Pansus Century karena sebelumnya juga menjabat Menkeu di Kabinet Indonesia Bersatu I. "Mereka bukan orang asing, saya kenal mereka. Saat menghadapi krisis bersama-sama. Namun [ketika di Pansus] mereka tidak menunjukkan rasa nuraninya, sedih, atau tidak enak," katanya.
Lebih jauh Sri Mulyani mengungkapkan kalau Pansus Century sangat mengincarnya. Yang lebih sakit lagi, dirinya divonis salah tanpa memberikan pembelaan terlebih dahulu. "Seseorang tidak diberi kesempatan membela diri tapi sudah diadili bahkan divonis tanpa ada proses...Ini ketidakadilan yang mendasar," kata Sri Mulyani.
Namun demikian, Sri Mulyani mengaku tak patah semangat. Sebab, Sri Mulyani menilai rakyat sudah pintar. "Rakyat sangat pintar membaca, melihat, dan menilai," ujar Direktur Pelaksana Bank Dunia ini. Dia menambahkan semua yang menimpa dirinya merupakan sebuah pelajaran terhadap risiko dari sebuah posisi atau jabatan.
Menutup pembicaraan, lulusan fakultas ekonomi Universitas Indonesia ini berpesan kepada masyarakat apapun posisinya tak boleh dijadikan alasan untuk tidak mengabdi pada Republik ini. "Negeri ini sangat luar biasa indah, jangan putus asa mencintai negara ini," pesan mantan Menteri Keuangan ini.(JUM)
Beberapa hari sebelum bertolak ke Amerika Serikat, Sri Mulyani mengaku diperlakukan secara tak adil bahkan dilecehkan secara politik terutama oleh anggota Pansus Hak Angket Century. "Mereka professional liar," kata Sri Mulyani ketika wawancara dengan reporter SCTV, Rike Amru di Studio Liputan 6, Jakarta, baru-baru ini.
Sri Mulyani mengaku banyak kenal dengan anggota Pansus Century karena sebelumnya juga menjabat Menkeu di Kabinet Indonesia Bersatu I. "Mereka bukan orang asing, saya kenal mereka. Saat menghadapi krisis bersama-sama. Namun [ketika di Pansus] mereka tidak menunjukkan rasa nuraninya, sedih, atau tidak enak," katanya.
Lebih jauh Sri Mulyani mengungkapkan kalau Pansus Century sangat mengincarnya. Yang lebih sakit lagi, dirinya divonis salah tanpa memberikan pembelaan terlebih dahulu. "Seseorang tidak diberi kesempatan membela diri tapi sudah diadili bahkan divonis tanpa ada proses...Ini ketidakadilan yang mendasar," kata Sri Mulyani.
Namun demikian, Sri Mulyani mengaku tak patah semangat. Sebab, Sri Mulyani menilai rakyat sudah pintar. "Rakyat sangat pintar membaca, melihat, dan menilai," ujar Direktur Pelaksana Bank Dunia ini. Dia menambahkan semua yang menimpa dirinya merupakan sebuah pelajaran terhadap risiko dari sebuah posisi atau jabatan.
Menutup pembicaraan, lulusan fakultas ekonomi Universitas Indonesia ini berpesan kepada masyarakat apapun posisinya tak boleh dijadikan alasan untuk tidak mengabdi pada Republik ini. "Negeri ini sangat luar biasa indah, jangan putus asa mencintai negara ini," pesan mantan Menteri Keuangan ini.(JUM)