Liputan6.com, Denpasar: Bagi Anda para orangtua kembali diimbau harus waspada terhadap penggunaan jejaring sosial Facebook. Pasalnya, pelaku pemerkosaan lima bocah di Bali, ternyata juga mempunyai akun Facebook yang diduga polisi untuk mencari calon mangsa.
Sejak tertangkap dua hari silam, tersangka pelaku perkosaan berantai, yakni Si Codet alias Mochamad Davis Suharto diperiksa maraton. Satu per satu bukti baru terkuak, hingga yang terakhir pada Senin (17/5), soal akun situs jejaring sosial Facebook yang dimiliki Si Codet [baca: Pemerkosa Anak di Denpasar Akhirnya Tertangkap].
Tanpa ragu, pria yang ternyata sudah beristri dan memiliki satu anak di Trenggalek, Jawa Timur itu membuka akun Facebook dari komputer jinjingnya. Namun, Davis membantah akun Facebook dijadikan salah satu sarana untuk mencari korban perkosaan. Berulang kali Davis hanya mengatakan dirinya terpaksa memperkosa para bocah hanya karena terdorong hasutan makhluk gaib melalui mimpi.
Tapi, polisi punya alasan sendiri untuk mencurigai penggunaan Facebook oleh Davis. Untuk memastikan motif sebenarnya di balik perbuatan biadab Davis, polisi berencana melakukan tes kejiwaan di Rumah Sakit Trijata Kepolisian Daerah Bali. Kendati sudah tertangkap, kisah Davis tetap menjadi pelajaran berharga agar orangtua lebih waspada. Tak hanya terhadap pergaulan di dunia nyata, tapi juga pergaulan anak tercinta di dunia maya.(BJK/ANS)
Sejak tertangkap dua hari silam, tersangka pelaku perkosaan berantai, yakni Si Codet alias Mochamad Davis Suharto diperiksa maraton. Satu per satu bukti baru terkuak, hingga yang terakhir pada Senin (17/5), soal akun situs jejaring sosial Facebook yang dimiliki Si Codet [baca: Pemerkosa Anak di Denpasar Akhirnya Tertangkap].
Tanpa ragu, pria yang ternyata sudah beristri dan memiliki satu anak di Trenggalek, Jawa Timur itu membuka akun Facebook dari komputer jinjingnya. Namun, Davis membantah akun Facebook dijadikan salah satu sarana untuk mencari korban perkosaan. Berulang kali Davis hanya mengatakan dirinya terpaksa memperkosa para bocah hanya karena terdorong hasutan makhluk gaib melalui mimpi.
Tapi, polisi punya alasan sendiri untuk mencurigai penggunaan Facebook oleh Davis. Untuk memastikan motif sebenarnya di balik perbuatan biadab Davis, polisi berencana melakukan tes kejiwaan di Rumah Sakit Trijata Kepolisian Daerah Bali. Kendati sudah tertangkap, kisah Davis tetap menjadi pelajaran berharga agar orangtua lebih waspada. Tak hanya terhadap pergaulan di dunia nyata, tapi juga pergaulan anak tercinta di dunia maya.(BJK/ANS)
