Mourinho, Balotelli, dan Kontroversi

Dua pertandingan lagi dan Inter Milan untuk pertama kalinya sejak 1965 bisa menjuarai Liga Champions. Di saat modal gemilang menuju partai final dipetik, Nerazzurri diguncang perpecahan.

oleh Liputan6 diperbarui 22 Apr 2010, 10:30 WIB
Reaksi Mario Balotelli usai Inter Milan dikalahkan Juventus 1-2 pada laga lanjutan Serie A di Turin, 5 Desember 2009. AFP PHOTO/Giuseppe Cacace
Liputan6.com, Milan: Kabar mengejutkan datang dari Inter Milan. Di sela-sela kemenangan mengesankan pada leg pertama semifinal Liga Champions, terbersit isu perpecahan di tubuh Nerazzurri. Menurut laporan media massa Italia, Mario Balotelli dan Marco Materazzi berkelahi ketika keduanya hendak memasuki kamar ganti.

Kejadiannya terjadi setelah Inter mengalahkan Barcelona 3-1 di Stadio Giuseppe Meazza, Selasa (20/4) waktu setempat. Balotelli mencopot dan membuang seragam Nerazzurri-nya di lapangan buntut dari kekecewaannya karena disoraki Interisti setelah gagal menuntaskan peluang. Rekan-rekan-rekan seperti Javier Zanetti dan Dejan Stankovic menyayangkan sikapnya, tapi Materazzi punya ekspresi lain.

Mantan striker Inter yang kini bermain di Barcelona Zlatan Ibrahimovic menuturkan dirinya melihat Materazzi menyerang Balotelli. Ibra, panggilan Ibrahimovic, tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

“Jika jadi Balotelli maka saya akan langsung membalas saat itu juga,” kata Ibra terkejut. “Jika ada yang tidak berkenan dengan sikap Balotelli, saya akan meninggalkannya saja seorang diri.”

Sikap Balotelli kerap mengundang kontroversi, tidak sekali Jose Mourinho, pelatih Inter, mengkritik penyerang berdarah Ghana tersebut. Terakhir adalah kelakuannya yang mengenakan seragam "merah-hitam” milik AC Milan di sebuah acara televisi.

Meski Balotelli kerap menimbulkan isu kontroversial, tapi Mourinho mampu meredamnya dengan penampilan apik Inter di lapangan. Penampilan menghadapi Barcelona mengundang decak kagum, pasar taruhan langsung menempatkan mereka sebagai favorit juara di Estadio Santiago Bernabeu, tempat dilangsungkannya final Liga Champions pada 22 Mei mendatang.

Sikap tegas Mourinho yang cenderung konvensional mampu menjaga konsentrasi para pemainnya. Special One tahu betul dua pertandingan lagi dan ia akan menjadi figur yang dihormati di Inter karena membawa klub tersebut untuk kali pertama menjadi yang terbaik di Eropa sejak 1965.

Di pentas domestik, Inter juga berpeluang mengukir rekor meraih Scudetto lima musim berturut-turut. Jadi, tidak terbukti kisah kontroversial Balotelli mengganggu racikan Mourinho. Yang ada pelatih asal Portugal itu dengan ciamik menggunakan isu kontroversial untuk dimanfaatkan dirinya sendiri dan timnya. Sekarang tinggal Balotelli yang terasing di kamar ganti Inter yang kian menguatkan rumor akan perginya penyerang berusia 19 tahun itu.(DIM)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya