Pemprov DKI Tetapkan Biaya Pengelolaan Sampah Rp 500 Ribu Perton

Pembangunan ITF akan dilakukan dengan dua skema yakni build operate transfer (BOT) maupun build operate own (BOO).

oleh Nila Chrisna Yulika diperbarui 17 Des 2016, 09:40 WIB
Petugas kebersihan mengumpulkan sampah di lokasi tempat pembuangan sampah sementara (TPSS), Pasar Baru, Jakarta, Jumat (25/11). Pengelolaan sampah menjadi pekerjaan rumah bagi calon gubernur DKI Jakarta yang terpilih nanti. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta Dinas Kebersihan DKI Jakarta menetapkan besaran tiping fee atau biaya pengelolaan sampah sebesar Rp 500 ribu per ton. Nilai tersebut yang akan dibayarkan kepada investor yang membangun Intermediate Treatment Facilities (ITF).

Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Isnawa Adji mengatakan, pembangunan ITF akan dilakukan dengan dua skema yakni build operate transfer (BOT) maupun build operate own (BOO).

"Kami telah menyiapkan besaran tiping fee yang akan dibayarkan yakni dikisaran Rp 500 ribu per ton," kata Isnawa, di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat 16 Desember 2016.

Dia menambahkan besaran tiping fee yang akan dibayarkan nilainya sama, baik yang menggunakan skema BOT maupun BOO. Pembangunan ITF dengan skema BOT akan dilakukan oleh PT Jakarta Propertindo (Jakpro) yang menggandeng perusahaan asal Finlandia, Fortum.

Sementara untuk skema BOO, lelangnya akan dilakukan oleh Dinas Kebersihan DKI Jakarta. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh investor jika ingin membangun IFT dengan skema BOO.

"Semua pembiayaan ditanggung oleh investor, termasuk juga lahan dengan luas 3,5 hektare. Mereka juga harus punya teknologi terbukti kelas dunia," ucap Isnawa seperti dikutip dari Beritajakarta.

Direncanakan ada empat pembangunan ITF dengan skema BOO ini. Lokasi yang disasar seperti di Marunda, Rorotan, Cakung-Cilincing, dan Kamal Muara.

"Harus dilihat juga lokasi lahan peruntukannya harus industri, kalu tidak tetap akan ditolak," tandas Isnawa.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya