Korban Meninggal Gempa Aceh Kebanyakan Tinggal di Ruko

Banyak warga meninggal yang menetap di rumah toko dan umumnya di lantai dua, sehingga pada saat gempa terlambat keluar ruko.

oleh Liputan6 diperbarui 07 Des 2016, 11:59 WIB
Korban gempa Aceh 7 Desember 2016 menelan korban jiwa. (Foto: istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Korban meninggal dunia akibat gempa Aceh berkekuatan 6,5 skala Richter yang mengguncang Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Rabu pagi sebagian besar tinggal di rumah toko (ruko).

Informasi di Pidie Jaya, warga yang meninggal dunia umumnya menetap di bangunan rumah toko, sehingga tertimpa reruntuhan bangunan dan tidak bisa menyelamatkan diri.

Dari data resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah Pidie Jaya, jumlah sementara warga meninggal dunia sebanyak 25 orang. Sedangkan puluhan yang lain dirawat medis di pusat-pusat pelayanan kesehatan setempat.

Zainal, salah seorang warga Meureudu, Ibu Kota Pidie Jaya, mengatakan, banyak warga meninggal yang menetap di rumah toko dan umumnya di lantai dua, sehingga pada saat gempa terlambat keluar ruko.

"Banyak yang meninggal dunia warga yang tinggal di pertokoan. Terutama bangunan ruko yang ada di Mereudeu, sedangkan warga yang tinggal di rumah, belum diketahui ada yang meninggal dunia," kata Zainal seperti dikutip dari Antara, Rabu (7/12/2016).

Sementara, daerah rusak parah akibat gempa di Pidie Jaya adalah di Ule Glee, Meureude dan Tringgaden. Kerusakan berupa bangunan pertokoan, masjid, maupun rumah.

Sementara, sejumlah pusat pelayanan kesehatan di wilayah Pidie Jaya, dipenuhi oleh warga korban gempa.

"Semua Puskesmas yang ada di Meureudu, sudah penuh dengan korban gempa. Rumah Sakit Umum Daerah Pidie Jaya, yang terletak di pinggir jalan raya Banda Aceh-Medan, Sumut, juga sudah penuh, sehingga harus dilarikan ke rumah sakit kabupaten tetangga seperti ke rumah sakit di Pidie dan ke rumah sakit di Kabupaten Bireun," ujar Zainal.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya