Aksi Damai 2 Desember, Netizen Disarankan untuk Jaga Sikap

Agar 'perang media sosial' tak lagi terulang, netizen diimbau untuk tidak mem-posting status atau komentar yang provokatif.

oleh Jeko I. R. diperbarui 02 Des 2016, 11:03 WIB
Peserta aksi damai 212 berjalan di sekitar Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (1/12). Rencananya, ratusan ribu umat Islam akan melakukan aksi super damai 212 di halaman Monumen Nasional Jakarta. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Aksi demo yang kembali berlangsung di Ibukota pada hari ini, Jumat (2/12/2016), dipastikan akan berjalan damai. Aksi damai ini bahkan mengajak para demonstran untuk melakukan doa bersama di Monumen Nasional (Monas).

Rencana unjuk rasa ini tentu masih terkait kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Aksi demo itu menuai beragam respons dari netizen. Ada yang mendukung, ada pula yang menolak.

Pada 4 November 2016 lalu, saat demo pertama untuk meminta Ahok ditahan berlangsung, suasana media sosial cukup 'panas'. Beredarnya status dan informasi dari sumber berita yang tidak terpercaya, memancing emosi netizen. Akibatnya, 'perang' media sosial terjadi.

Lantas, agar suasana keruh di media sosial tidak kembali terulang pada momen sensitif seperti ini, para netizen diimbau untuk menjaga sikap dan disarankan untuk tidak mem-posting status dan cuitan yang terkesan provokatif di Aksi Damai 2 Desember ini. 

 Enda Nasution yang dijuluki Bapak Blogger, mengatakan ada beberapa hal yang sebaiknya tidak dilakukan netizen ketika berperilaku di media sosial selama masa demo berlangsung.

Pertama, jangan mem-posting komentar atau opini yang sifatnya memprovokasi atau memperpanas suasana.

"Aksi demo ini, di dunia nyata sudah cukup panas. Jangan dibikin keruh lagi di media sosial. Cobalah untuk menahan diri dari keinginan untuk mengeluarkan ejekan atau pernyataan yang merendahkan," tutur pria yang juga merupakan pendiri dari Sebangsa.com ini kepada Tekno Liputan6.com via pesan instan.

Kedua, dilanjutkan Enda, jangan terpancing dengan posting-an yang provokatif. Ketika melintasi linimasa dan menemukan berita negatif, coba konfirmasi apakah berita tersebut berasal dari sumber yang akurat atau tidak.

"Biasakan untuk mengkonfirmasi dari beberapa sumber, atau sumber tangan pertama keakuratan informasi yang diterima, sebelum nantinya akan disebarkan," ia menambahkan.

Terakhir, jangan emosi. Seperti Enda utarakan, usahakan untuk tetap tenang ketika membaca posting-an di media sosial atau grup chat yang muncul.

"Mengatur emosi itu memang sulit, tetapi jika tenang, semua akan baik-baik saja," tutupnya.

(Jek/Isk)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya