Terlibat Skandal Politik Korsel, Eks Ajudan Presiden Park Ditahan

Ahn merupakan orang kedua setelah Choi yang ditahan terkait dengan skandal politik yang ikut menyeret Presiden Park.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 03 Nov 2016, 14:48 WIB
Mantan ajudan Presiden Korsel, Park Geun-hye, Ahn Jong-beom ditahan terkait skandal politik (Reuters)

Liputan6.com, Seoul - Skandal politik yang menyeret Presiden Korea Selatan (Korsel), Park Geun-hye, masih memanas. Kabar terakhir menyebutkan, mantan ajudan Presiden Park, Ahn Jong-beom, ditahan.

Seperti dilansir BBC, Kamis (3/11/2016) Ahn merupakan orang kedua yang ditahan. Ia dan seorang teman lama Presiden Park, Choi Soon-sil, diduga menggunakan koneksi mereka dengan orang nomor satu di Korsel untuk membujuk sejumlah perusahaan mendonasikan dana kepada yayasan di mana mereka terlibat di dalamnya.

Sejak Senin lalu hingga saat ini, Choi masih di bawah penahanan darurat. Pihak kejaksaan telah secara resmi mengajukan surat penangkapannya ke pengadilan.

Kepada kantor berita Yonhap, Ahn pada Rabu, 2 November kemarin mengatakan bahwa ia akan mempertanggungjawabkan perbuatannya. Namun ia tak memberi penjelasan lebih lanjut.

Sama seperti Choi, Ahn juga ditempatkan di bawah penahanan darurat untuk mencegahnya merusak bukti atau melarikan diri. Sementara itu jaksa memiliki waktu 48 jam untuk secara resmi meminta pengadilan mengeluarkan surat perintah penangkapannya.

Skandal politik di Negeri Ginseng dimulai setelah Choi yang merupakan putri dari pemimpin sekte agama dituduh ikut campur dalam urusan pengambilan keputusan tingkat tinggi Korsel. Tak hanya itu, teman lama Presiden Park ini juga diduga melakukan penggelapan dan menandatangani dokumen rahasia tanpa izin keamanan.

Sebenarnya sejauh mana pengaruh Choi atas Presiden Park belum jelas. Keduanya telah menjalin pertemanan sejak 1970-an setelah sebelumnya hubungan serupa. Sejak saat itu, Choi kabarnya telah menjadi mentor Park.

Presiden Park sendiri telah meminta maaf atas skandal politik yang memicu kemarahan rakyat Korsel tersebut. Namun permohonan maafnya tak jua meredakan amarah publik yang terjun ke jalan-jalan menuntut pengunduran dirinya atau ia terpaksa harus menghadapi pemakzulan.

Park merespons kemarahan publik dengan merombak kabinetnya di mana ia menunjuk perdana menteri dan menteri keuangan baru Korsel. Kedua pejabat ini memegang peran simbolis di negeri asal budaya K-Pop tersebut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya