Pelajar dan PNS Purwakarta Wajib Bersarung dan Peci Setiap Jumat

Menurut Bupati Dedi Mulyadi, menggunakan sarung sama saja dengan menginternalisasi nilai-nilai nasionalisme.

oleh Abramena diperbarui 23 Okt 2016, 06:31 WIB
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi saat memberikan sambutan pada Hari Santri Nasional, di Taman Pasanggrahan Padjajaran alun-alun Purwakarta, Sabtu (21/10/2016). (Abramena/Liputan6.com)

Liputan6.com, Purwakarta - Ratusan santri dari sejumlah Pondok Pesantren dan Madrasah di Purwakarta, Jawa Barat merayakan Hari Santri yang dipusatkan di Taman Pasanggrahan Padjadjaran, Alun-alun Purwakarta. Sejumlah tokoh ulama dan ketua Majelis Ulama Purwakarta juga turut hadir, tidak terkecuali Bupati Dedi Mulyadi.

Dalam sambutannya, Bupati Dedi mengatakan, Pemerintah Kabupaten Purwakarta akan memberlakukan kebijakan, yaitu penggunaan sarung dan peci bagi pelajar dan pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemkab Purwakarta.

"Jadi setiap hari Jumat, bagi pelajar dan PNS muslim harus menggunakan sarung. Selain sarung juga harus menggunakan peci," kata Dedi, Sabtu, 22 Oktober 2016.

Penggunaan sarung menurut Dedi selain sebagai gerakan kebudayaan pada zamannya, juga memiliki manfaat, terutama di bidang kesehatan.

"Dari kesehatan sarung itu kan longgar, sehingga aliran darah lancar, secara medis kalau aliran darah baik kita akan terhindar dari berbagai penyakit termasuk gangguan reproduksi. Nah untuk peci bisa juga menggunakan iket," ujar Dedi.

Selain itu, Dedi menyampaikan, jika sarung juga menjadi simbol persatuan bangsa. Selain itu, sarung telah menjadi spirit perlawanan terhadap kolonialisme bangsa asing. Menurut dia, menggunakan sarung sama saja dengan menginternalisasi nilai-nilai nasionalisme.

"Perang melawan kolonialisme dulu itu digerakkan oleh kaum sarungan. Ini luar biasa, nasionalisme mereka tidak perlu dipertanyakan lagi. Mereka tegak menegakkan kedaulatan bangsa Indonesia," Dedi menambahkan.
 
Sementara bagi pelajar dan pegawai non-muslim seperti Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu, Pemerintah Kabupaten Purwakarta mempersilakan mereka mengenakan sarung khas Indonesia atau pakaian yang melambangkan nilai spiritualitas agamanya masing-masing.

Pemberlakuan kebijakan menggunakan kain sarung setiap hari Jumat ini juga berbarengan dengan pemberlakuan kebijakan belajar Baca Tulis Al Quran, Qiro’ah, dan Kitab Kuning dan Kitab lain sesuai dengan ajaran agama yang dianut pelajar Purwakarta per 1 Desember 2016 mendatang.

"Ini diharapkan sehingga suasana santri itu tidak hanya terasa di lingkungan pesantren, tetapi di sekolah dan di perkantoran," Dedi menjelaskan.

Dedi juga tidak lupa menyampaikan Hari Santri bagi seluruh Santri di Nusantara. "Selamat hari santri, santri mengaji, santri yang mampu menjaga dan mempertahankan NKRI dengan budi pekerti," Bupati Dedi Mulyadi menandaskan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya