BNPB: 334 Jiwa Meninggal Akibat Bencana di 2016

Karena itu Sutopo berharap peringatan bulan pengurangan risiko bencana (PRB) dapat dijadikan budaya.

oleh Liputan6 diperbarui 14 Okt 2016, 05:41 WIB
Tim gabungan mengevakuasi tanah longsor di Desa Clapar Kecamatan Madukara Banjarnegara Jawa Tengah, Kamis (31/03). Diperkirakan tanah masih mengalami pergerakan Tim Gabungan mempercepat evakuasi warga ke tempat aman. (Liputan6.com/Gholib)

Liputan6.com, Manado - Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan sejak Januari hingga pertengahan September 2016 terjadi sekitar 1.652 bencana dan berdampak pada 334 jiwa meninggal, 371 luka-luka dan jutaan lain menderita.

"Data kejadian bencana tahun 2002 - 2015 cenderung naik setiap tahunnya. Jutaan penduduk Indonesia terpapar berbagai potensi bencana dengan kategori kelas sedang hingga tinggi," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho melalui keterangan tertulis, di Manado, Kamis 13 Oktober 2016.

Karena itu dia berharap peringatan bulan pengurangan risiko bencana (PRB) dapat dijadikan budaya mengingat Indonesia sangat rawan bencana.

"Peringatan bulan PRB adalah upaya bersama membangun kesadaran tangguh," kata Sutopo seperti dikutip dari Antara.

PRB tahun 2016 yang dilaksanakan di Kota Manado merupakan momentum untuk selalu mengutamakan PRB sehingga kesadaran tangguh melekat pada masyarakat dan menjadi suatu budaya dalam menghadapi bahaya dan bencana, katanya.

Kepala BNPB Willem Rampangilei berharap kompleksitas dari strategi penanggulangan bencana membutuhkan kerja sama, kolaborasi, dan komitmen semua pihak sebagai upaya mengembangkan budaya pengurangan risiko bencana.

"Konsekuensi dari kemitraan penanggulangan bencana dapat dilaksanakan secara terarah dan terpadu," kata Willem.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya