Cerita Bos Pertamina Soal Sulitnya Salurkan BBM ke Pelosok

Direktur PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto menyatakan tak mudah menyalurkan Bahan Bakar Minyak (BBM) ke seluruh Indonesia.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 28 Agu 2016, 12:45 WIB
Pengendara motor mengisi kendaraannya dengan BBM di salah satu SPBU, Jakarta, Selasa (15/3). Pertamina menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) umum Pertamax, Pertamax Plus, Pertamina Dex, dan Pertalite Rp 200 per liter. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Direktur PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto menyatakan tak mudah menyalurkan Bahan Bakar Minyak (BBM) ke seluruh Indonesia. Namun tugas tersebut harus tetap dijalankan agar masyarakat Indonesia tetap bisa menikmati BBM.

Dwi mengatakan, penyaluran BBM ke pelosok Indonesia terkendala oleh banyak hal. Yang paling sering ditemui disebabkan karena kondisi geografis Indonesia dan keterbatasan infrastruktur serta akses ke wilayah terpencil membuat Pertamina menempuh segala cara untuk menyalurkan BBM.

Dwi melanjutkan, tidak hanya keterbatasan infrastruktur, Pertamina kerap dihadapi kondisi alam yang tidak mendukung, seperti gelombang tinggi dan tanah longsor.

"Betapa rumitnya distribusi yang harus dilakukan, BBM dimasukkan ke drum dibawa kapal, ada tanah longsor," kata Dwi, di Maumere, Nusa Tenggara Timur, Minggu (28/8/2016).

‎Menurut Dwi, Pertamina sebagai kepanjangan tangan pemerintah menyalurkan BBM ke seluruh pelosok negeri, terus berusaha menjamin pasokan BBM lancar dan tidak terjadi kelangkaan. Hingga pada akhirnya harganya sama seperti dengan wilayah lain.

"Pertamina dapat tugas menjamin pasokan ke seluruh negeri, pasokan aman tidak ada kelangkaan dan harus dengan harga sama," ungkap Dwi.

Dwi mengaku bangga kepada pekerja Pertamina yang selama ini telah menjalankan tugasnya dengan baik,‎ sehingga pasokan BBM aman dan tidak ada keluhan kelangkaan.

"Kita bangga, kita lakukan ini demi bangsa dan negara. Alhamdulillah kita tidak terima keluhan kelangkaan," tutup Dwi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya