Daging Impor Bakal Didistribusikan Pekan Pertama Ramadan

Dengan adanya daging impor tersebut, harga daging sapi diharapkan bisa turun menjadi Rp 80 ribu kg.

oleh Zulfi Suhendra diperbarui 01 Jun 2016, 13:01 WIB
Pedagang memotong daging sapi jualannya di Pasar Senen, Jakarta, Senin (25/1). Harga daging sapi di pasar tradisional di Jakarta naik dari Rp 95 ribu-Rp 100 ribu per kilogram (kg) menjadi Rp 130 ribu per kg. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan daging sapi impor akan tiba dan didistribusikan pada pekan pertama ramadan. Dengan adanya daging impor tersebut, harga daging sapi diharapkan bisa turun menjadi Rp 80 ribu kilogram (kg).

Jokowi menegaskan keran impor daging dibuka  untuk menjaga harga bahan pangan tetap terjangkau di kalangan masyarakat.

"Yang kita harapkan harga turun. Satu, harga bawang harus turun. Kedua, harga gula turun. Ketiga, harga daging turun, dan keempat beras juga harus turun,” kata Presiden Jokowi seperti dikutip dari lama Setkab, Rabu (1/6/2016).

Menjawab wartawan mengenai harga daging yang sudah melonjak tinggi menyentuh Rp 120 ribu per kg, Jokowi mengatakan masih akan terus melihat perkembangan di pasar apakah harga daging dapat turun menjadi sekitar Rp 80 ribu sebagaimana yang telah ditargetkan sebelumnya.

“Masih dilihat. Minggu kedua nanti dilihat,” ujarnya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga menegaskan, pemerintah berkomitmen menjaga ketersediaan pasokan bahan pangan menjelang puasa. Selain menjaga pasokan, pemerintah juga berupaya agar harga bahan pangan, utamanya daging sapi dan bawang merah, tidak melonjak terlalu tinggi.

Kebijakan impor bawang merah yang saat ini dilakukan, lanjut Presiden, dimaksudkan untuk mencukupi ketersediaan bibit bawang yang sekitar satu atau dua bulan ke depan akan dibutuhkan oleh para petani.

“Karena kita lihat harga bibitnya saat ini sekitar Rp 42 ribu sampai Rp 43 ribu. Jadi impor bawang merah itu titik beratnya ada di bibit bawang. Sehingga, sekarang petani punya kesempatan untuk menyimpan bibit yang nantinya akan dikeluarkan,” jelasnya.

Jokowi menjelaskan, alasan pemerintah membuka keran impor untuk beberapa komoditas adalah karena lonjakan permintaan yang terjadi setiap ramadan.

“Menteri pasti sudah menghitung supply dan demand nya. Saya kira kalau permintaannya banyak sementara kemampuan produksinya masih belum dapat memenuhi jumlah permintaan, maka harus ditutup dengan impor,” ujar suami Iriana ini. (Zul/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya