Hadirnya Listrik Jadi Anugerah bagi Warga Temel Papua Barat

Listrik sudah menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat di perkotaan.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 22 Apr 2016, 14:34 WIB
Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH) Wilkmakh berkapasitas 280 Kilo Watt (KW). (Foto: Pebrianto Eko/Liputan6.com)

Liputan6.com, Sorong - Listrik sudah menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat di perkotaan. Sementara bagi masyarakat di daerah atau pelosok, kehadiran listrik merupakan anugerah. Seperti halnya bagi masyarakat di pedalaman Desa Temel, Distrik Ayamaru Jaya, Kabupaten Maybrat, Provinsi Papua Barat.

Akses ke desa tersebut memang cukup berat. Untuk mencapai wilayah tersebut harus menempuh jalan terjal berbukit di tengah hutan perawan. Untuk bisa mencapai wilayah tersebut hanya bisa dilakukan dengan perjalanan daerah. Waktu yang dibutuhkan mencapai 5 jam perjalanan dari Kota Sorong, Papua Barat.

Itu dengan syarat jika kondisi tidak turun hujan. Jika hujan turun, perjalanan yang ditempuh akan lebih berat. Jalur tersebut pun sulit diakses dengan menggunakan kendaraan biasa. Hanya kendaraan yang memiliki dua penggerak roda (4WD) saja yang bisa melewatinya.

Wakil Gubernur Papua Barat Irene Maribuy mengakui bahwa wilayah tersebut memang sulit diakses. Ia menggambarkan, karena sulitnya akses tersebut saat ini belum wilayah tersebut belum terjamah tenaga kesehatan. Untuk berobat, masyarakat di Temel harus pergi ke Sorong. Tak jarang, karena sulitnya akses, masyarakat yang mengalami sakit serius tak tertolong. 

"Ibu- ibu yang akan melahirkan harus dibawa ke kota kabupaten. Kadang kadang orang sakit tak tertolong dan meninggal karena tak terobati‎," kata dia seperti dikutip Jumat (22/4/2016). 

Warga Desa Temel merupakan petani. Seluruh warga desa belum pernah menikmati listrik hingga November 2015 kemarin. Di akhir tahun lalu memang desa tersebut mendapat berkah aliran listrik yang berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH) Wilkmakh berkapasitas 280 Kilo Watt (KW) .

Pembangkit listrik tersebut tidak hanya mengaliri listrik untuk Desa Temel saja. PLTMH juga menerangi tiga desa lain Sosian, Soan dan Warbo dengan total 174 rumah.

Seorang warga Desa Temel Kalvin Kareth mengaku, pasokan listrik dari PLTMH yang memanfaatkan aliran sungai Soan tersebut menjadi anugerah, karena masyarakat desa tersebut dapat berkativitas pada malam hari. "Anak bisa belajar, karena sudah terang," kata dia. 

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menyatakan mengunjungi wilayah tersebut menjadi perjalanan batin baginya. Alasannya, saat masa kecil mantan Direktur Utama PT Pindad (Persero) tersebut mengalami nasib yang sama.

"Bagi saya jalan ke desa adalah perjalanan batin. Karena saya lahir di desa seperti ini, 50 tahun lalu suasananya seperti ini," katanya.

Di Indonesia masih ada 12.659 desa yang belum mendapat listrik dengan optimal. Dari angka tersebut, 2.519 belum teraliri listrik sama sekali. Desa tersebut mayoritas berada di wilayah Indonesia Timur.

Di Provinsi Papua dan Papua Barat ada 18 kabupaten yang sama sekali belum terjangkau listrik, di antaranya adalah Pegunungan Bintang, Tolikara, Yakuhimo, Puncak Jaya, Lanny Jaya, Membramo Raya, Membramo Tengah, Puncak, Nduga, Intan Jaya, Yalimo, Supiori, Paniai, Dogiyai, Deiyai, Teluk Wondama, dan Tambraw.

Menurut Sudirman, negara harus hadir di tengah masyarakat dengan cara membenahi dan memasok listrik ke 12.659 desa tersebut. Kini Kementerian ESDM telah membuat program Indonesia Terang, program tersebut bertujuan untuk melistriki desa terpencil‎.

Listrik merupakan sumber kehidupan. Dengan adanya listrik aktifitas warga desa tidak terbatas pada penerangan, mutu pendidikan meningkat karena anak -anak bisa belajar dengan‎ baik, kegiatan ekonomi berjalan dengan baik sehingga bisa setara dengan bangsa lain.

"Listrik pendorong kesejahteraan pembuka jendela peradaban. Saya berjanji dan berkomitmen menjalankan program ini terus," ucap Sudirman. (Pew/Gdn)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya