‎Pertamina Bakal Tutup SPBU yang Tidak Pasti Pas

‎Pertamina memastikan akan menutup SPBU yang tidak Pasti Pas.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 17 Feb 2016, 18:42 WIB
Nosel dan selang Pertalite RON 90 sudah terpasang di SPBU Coco, Abdul Muis, Jakarta, Rabu (22/7/2015). PT Pertamina (Persero) mulai memasarkan produk bensin baru yakni Pertalite RON 90 pada Jumat (24/7) mendatang. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) memastikan akan menutup Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang terbukti tidak memenuhi standar Pasti Pas. Hal tersebut untuk meningkatkan standar pelayanan.

Direktur Pemasaran Ahmad Bambang mengatakan, ke depan Pertamina hanya mematok standar SPBU Pasti Pas dan Pasti Prima saja. Karena itu, SPBU yang belum mengikuti standar Pasti Pas akan ditutup.

"Ke depan yang tidak Pasti Pas, kami tutup‎," kata Bambang di SPBU Pertamina Abdul Muis, Jakarta, Rabu (17/2/2016).

Menurut Bambang, SPBU yang ditutup tersebut akan diambil alih Pertamina sebagai operatornya. Hal itu dilakukan dengan menerapkan sistem Kerja sama Operasi (KSO) bersama pemilik awal. Dengan begitu, SPBU yang dimiliki Pertamina akan bertambah jumlahnya.

Bambang menambahkan, hal serupa juga akan dilakukan pada SPBU Pertamina milik swasta yang mengalami kesulitan dana untuk mengembangkan usaha dan meningkatkan standar pelayanan.


"Saat ini banyak SPBU yang tutup karena kesulitan dana. Kita ambil alih, kita ajak KSO yang tidak mampu kita ambil alih," ungkap Bambang.

Bambang menyebutkan, saat ini ada 5.300 SPBU di bawah naungan Pertamina, 4.800 sudah berstandar Pasti Pas dan sisanya belum memenuhi standar. Sementara SPBU yang dimiliki dan dioperatori Pertamina sendiri sebanyak 122.

Bambang mengungkapkan, persyaratan standar operasi SPBU Pasti Pas, setiap hari semua dispenser harus dicek dan dipantau meterannya sebelum memulai penjualan agar termonitor dengan baik.

Demi memenuhi kriteria SPBU Pasti Pas, dilibatkan juga pihak independen untuk menilai kuantitas dan kualitas pelayanan di SPBU, termasuk mengenai takaran.

"Di era kompetisi dan kesadaran konsumen seperti ini, bukan waktunya Pertamina bermain-main dengan standar takaran yang berlaku. Justru, kami memastikan dengan berbagai SOP agar terpenuhi berbagai standar takaran maupun volume dan kualitas BBM dengan baik. Ini dilakukan agar dapat memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat,"‎ papar Bambang. (Pew/Ndw)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya