Sampah Jadikan Palembang Terkumuh se-Sumsel

Pemprov Sumsel menargetkan permasalahan penanganan sampah itu teratasi dalam kurun waktu 3 tahun.

oleh Nefri Inge diperbarui 21 Jan 2016, 09:29 WIB
Alex Noerdin (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Palembang - Sebagai ibu kota Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Kota Palembang menghadapi masalah berat terkait penanganan sampah. Bahkan, dari 17 kabupaten/kota di Sumsel, Kota Palembang disebut sebagai daerah dengan tingkat kekumuhan paling tinggi.

"Berdasarkan dari hasil rapat, Kota Palembang masih memiliki data daerah kumuh yang paling tinggi dibandingkan daerah lainnya. Hal ini juga terjadi di daerah lain di Sumsel, termasuk ibu kota besar dengan jumlah penduduk yang besar," ujar Gubernur Sumsel Alex Noerdin kepada Liputan6.com, Rabu, 20 Januari 2016.


Dengan predikat tersebut, Pemprov Sumsel menargetkan permasalahan penanganan sampah itu teratasi dalam kurun waktu 3 tahun. Alex meyakini target itu dapat segera terealisasi, terlebih Palembang menjadi salah satu tuan rumah perhelatan internasional Asian Games 2018.

Sejumlah target dirancang, di antaranya menargetkan 100 persen sanitasi, distribusi air bersih dan 0 persen kawasan kumuh. Saat ini, menurut data Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya (PUCK) Palembang, kota pempek itu memiliki 1.300 hektare kawasan kumuh dengan 40 ribuan rumah berdiri di atasnya.  

"Kita sudah menyiapkan Rusunawa. Seharusnya, mereka pindah ke tempat yang lebih baik lagi. Namun, memang banyak warga yang enggan rumahnya diperbaiki oleh pemerintah," ujar Kepala PUCK Palembang Albert Meidianto.

Selain menangani kekumuhan, Pemprov Sumsel juga sedang bekerja mengatasi kemiskinan di wilayah itu. Pemerintah setempat memperoleh nilai merah dalam upaya pengentasan kemiskinan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya