Polisi Buru 2 Tersangka Baru Teror Paris

Dua tersangka baru itu diduga menjadi 'sumber uang' dalam membiayai pelarian tersangka teror Paris Salah Abdeslam.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 05 Des 2015, 14:10 WIB
2 tersangka baru itu diduga menjadi 'sumber uang' dalam membiayai pelarian tersangka teror Paris Salah Abdeslam.

Liputan6.com,Paris - Polisi memburu 2 tersangka baru yang diduga menjadi 'sumber uang' dalam membiayai pelarian tersangka teror Paris dari Prancis, Salah Abdeslam.

"Pasangan itu bersenjata dan berbahaya. Mereka diperkirakan membantu Abdeslam pergi ke Hungaria pada September," demikian menurut Jaksa Penuntut Belgia seperti dikutip dari BBC, Sabtu (5/12/2015).

Menurut polisi Belgia, Abdeslam sempat berhenti di perbatasan Austria-Hungaria pada September lalu, ditemani 2 orang, yakni Soufiane Kayal dan Samir Bouzid yang membawa identitas palsu.

"Kantor jaksa federal dan hakim penyelidik berharap dapat meminta kembali kepada publik untuk memperhatikan dua tersangka baru yang dicari penyedik," jelas pernyataan jaksa.

Peran Abdeslam dalam serangan Paris masih belum jelas. Ia diduga membawa sebuah bom bunuh diri pada malam teror Paris, 13 November lalu, di Stadion Stade de France. Namun ia sepertinya membatalkan niat untuk meledakkan diri.

Belgia kemudian mengeluarkan peringatan internasional untuk menangkap tersangka lainnya, Mohamed Abrini. Pria 29 tahun pengemudi mobil yang ditumpangi Abdeslam ketika berhenti di SPBU di Paris.

Sejauh ini diketahui nama Soufiane Kayal digunakan untuk menyewa sebuah rumah yang dicari penyidik pada November lalu setelah serangan Paris.

Polisi menemukan kartu identitas Samir Bouzid digunakan untuk mentransfer uang kepada Hasna Aitboulahcen, sepupu pemimpin serangan Abdelhamid Abaaoud -- 4 hari setelah tragedi Paris.

Keduanya Aitboulahcen dan Abaaoud tewas dalam serangan polisi di kawasan Saint-Denis, Paris bersama orang ketiga yang belum dapat diidentifikasi.

Sebelumnya, pada Jumat 5 Desember 2015, salah satu kafe yang menjadi lokasi teror Paris, La Bonne Biere, kembali dibuka. Sementara 3 tempat yang berada di dekatnya masih belum beroperasi.

Serangan pada 13 November 2015 lalu dilaporkan menewaskan 130 orang tewas, dan melukai lebih dari 350 orang. (*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya